Lirik kuno Navajo (3) : Koordinat tersembunyi
DI SUATU WAKTU PADA 20 TAHUN LALU
“Hey Alex… alat penjejak lokasi ini keren juga”
“Ya dan itu tidak untuk digunakan sembarangan Peter. Simpan itu. Kita sudah selesai disini.”
“Sebentar… sebentar… aku suka pemandangan disini. Aku ingin mencatat kordinatnya.”
“Untuk apa?”
“Karena aku ingin mendatangi lagi tempat ini dan persis melihat pemandangan indah yang ada dibawah.”
Peter menunggu alat itu menunjukkan hasil penjejakannya. Setelah itu dia terlihat mencatat kordinat hasil penjejakan alat tersebut.
“Kamu sudah selesai?”
“Sebentar Alex… aku akan coba 1 kordinat lagi.”
Peter kemudian bergeser agak lebih ke atas dan mengulangi kembali penjejakan serta pencatatan koordinat di tempat tersebut.
“Ah ayolah! Kita tidak ada waktu untuk bermain-main Peter. Masih banyak titik patok yang harus kita catat.”
“Ok… ok… aku sudah selesai. Bergeser sedikit ke arah atas memberikan pemandangan yang lebih indah. Di samping itu, kombinasi angka kordinat di atas mendekati urutan tanggal lahirku.”, kata Peter setelah mendekat.
“Huh! Dasar mahasiswa dan romantisme orang muda! Ayo kita pindah ke lokasi berikutnya.”
Saat itu, sekitar 20 tahun lalu, Alex yang masih bekerja di sebuah kantor pengacara sebagai petugas lapangan, ditugaskan mendampingi suku Navajo dalam kasus protes mereka terhadap rencana pembuatan jalan provinsi yang melintasi area reservasi daerah Pajarito, New Mexico. Meski penugasannya bersifat profesional namun tidak bisa dipungkiri faktor latar belakang Alex sebagai keturunan Indian menjadi salah satu pertimbangan utama penugasan tersebut. Dengan pemahamannya yang baik atas kebudayaan dan bahasa Navajo, Alex tidak menemui banyak kesulitan dalam menjalankan tugasnya. Khusus untuk masalah pemetaan batas-batas area reservasi, Alex meminta bantuan Peter adiknya yang saat itu masih sedang kuliah bidang kebumian.
========================================================================
“Oke bi… sampai dimana pembicaraan kita tadi?”
“Tentang Indian tua itu?”
“Maksudku pembicaraan sewaktu di rumah tadi.”
“Daftar belanja untuk renovasi galeri Navajo? Atau sebelum para pemindah barang datang?”
“Ah ya… tentang paman Peter dan hal yang sedang dikerjakannya di laboratorium nasional”
“Oh iya itu.” kata Shannon. Ada jeda sebentar sebelum dia melanjutkannya.
“Jadi apa yang sedang dikerjakannya waktu itu.”
“Aku tidak tahu pasti tapi, semoga aku mengingatnya dengan benar,…”, lanjut Shannon, “… Peter pernah mengatakan tentang sebuah satelit yang mampu memecah partikel bebatuan”
Martin terkejut mendengar hal itu. Dia tidak menyangka pamannya akan bekerja dalam sebuah proyek satelit. Apalagi jika satelit tersebut memiliki teknologi perang bintang. Namun dia tidak berkata apa-apa. Dia menunggu penjelasan Shannon selanjutnya. Disamping itu ada hal lain yang juga menarik perhatiannya.
Ketika mereka baru saja melintasi sebuah mobil yang sedang diparkir dipinggir jalan, tiba-tiba saja Martin teringat dengan pesan Nakai akan “mata hitam” yang mengawasi. Mobil Chrysler itu memiliki kaca yang sangat gelap diseluruh sisinya. Tidak ada seorangpun yang turun dari mobil itu dan seperti menunggu sesuatu. Martin teringat dalam suatu kasus yang pernah ditangani ayahnya dahulu dimana ada mobil dengan profil yang serupa juga selalu mengikuti kegiatan ayahnya. Saat itu ayahnya menyadari bahwa dia diawasi sepanjang waktu dan menceritakannya kepada seluruh anggota keluarga, termasuk Martin. Kini Martin pun memiliki perasaan yang sama bahwa mereka sedang diawasi.
“Martin? Kamu masih mendengarkan?”
“Ya..ya…tentu bi. Saya sedang memikirkan seperti apa satelit itu dan untuk apa kegunaannya.”
“Saya pun sering memikirkan hal itu. Yah… apapun yang sedang dikerjakan Peter, saya berharap mereka tetap membiarkannya hidup setelah penelitiannya selesai.” Suara Shannon terdengar murung.
“Kita akan berusaha terus bi. Selama kita belum menemukannya maka harapan itu masih ada.”
“Yah… semoga kamu benar. Terkadang aku merasa semua upaya pencarian ini sia-sia saja.”
Martin hanya terdiam. Setelah upaya pencarian selama 2 tahun yang tidak membuahkan hasil ditambah dengan semua penelusuran petunjuk membentur batu karang, Martin bisa memaklumi apa yang dikatakan oleh bibinya. Siapapun yang berada dalam situasi tersebut dapat dimengerti jika suatu saat mereka merasakan patah semangat.
“Bi… aku tidak tahu apakah ini bisa menjaga harapanmu.”, kata Martin
“Ketika ayahku wafat, dia berpesan kepadaku untuk melakukan yang terbaik dalam menemukan adiknya. “, lanjut Martin.”Semenjak paman Peter hilang, kesehatan ayah menurun drastis karena terus memikirkannya. Keadaan ini diperparah dengan penyakit lamanya yang kambuh dan akhirnya membuat keadaannya tidak tertolong lagi. Aku telah menyanggupi permintaan ayahku itu. Aku berjanji akan melakukan yang terbaik untuk mencari paman. Bahkan jika itu harus dilakukan bertahun-tahun.”
Shannon nampak terhibur dengan kata-kata Martin, “Terimakasih Martin. Bagaimanapun aku harap itu tidak akan memberatkanmu. Meskipun kamu telah berjanji kepada ayahmu, aku harap itu tidak mengganggu kehidupanmu. Bagaimanapun kamu juga punya kehidupan yang harus dijalani.”
“Tidak apa-apa Bi. Ini bukan hanya soal janji dengan ayahku. Tapi lebih dari itu. Hubunganku dengan paman Peter sudah sangat akrab jauh sebelum dia menikah. Bibi tau kan dia yang sangat membantuku sewaktu penelitian sehingga aku bisa memperoleh gelar terbaik di kampusku?”
Shannon mengangguk. “Jadi apa langkah kita selanjutnya? Menurutmu Indian tua itu tahu sesuatu…”
“Kita lihat saja besok bi. Tapi satu hal yang ingin saya tekankan pada bibi…”. Martin diam sejenak. Dia memikirkan kata-kata terbaik untuk menyampaikan sesuatu kepada bibinya.
“Jangan pernah membicarakan tentang Peter atau upaya pencariannya atau apapun tentang Peter di rumah ataupun di mobilmu dengan siapapun. Tidak dengan saya. Tidak juga dengan anak-anak dan Buck.”
“Kenapa?”
“Entah mengapa… Saya punya perasaan rumah dan mobilmu telah disadap. Dan sepertinya…. selama ini keluargamu selalu diawasi.”
“APAA??? Oleh siapa?”
“Saya belum tahu. Tapi yang penting bibi harus selalu berhati-hati.”
“Ya Tuhan! Kamu tidak sedang mencoba menakut-nakutiku kan? Kamu tidak bercanda kan? Siapa… apa tujuan mereka?”, Shannon yang panik bertanya tanpa henti.
“Sepertinya mereka mencari sesuatu. Dan apapun yang mereka cari belum mereka temukan dan menurut mereka petunjuk itu ada pada keluargamu.”
“Pantas saja selama ini aku memang selalu merasa was-was jika meninggalkan rumah. Itulah kenapa aku memanggil Buck untuk menemaniku dan anak-anak setelah dia lulus kuliah tahun lalu. Disamping karena dia juga belum mendapat pekerjaan, dia bisa sambil membantu aku mengelola kedai dan motel. ”
Hening sejenak sebelum Shannon melanjutkan, “Tapi… petunjuk apa yang mereka cari? Rumah itu baru aku beli setelah pindah kesini dan tidak ada barang Peter yang berasal dari pekerjaannya di laboratorium itu.”
******************************************
Di rumah setelah selesai mengobrol dengan Buck dan bermain dengan sepupu-sepupunya yang jauh lebih muda, Martin beristirahat di salah satu kamar motel yang tidak terisi. Di kamar dia berusaha mengingat kembali lagu yang dibawakan oleh Nakai, si Indian tua itu. Lagu itu hanya beberapa kata namun hampir seluruhnya berubah pelafalannya kecuali satu dua kata saja. Setelah mencatat pola perbedaan pelafalan yang dinyanyikannya, Martin mendapatkan susunan angka yang membingungkan. Dia berusaha memastikan bahwa dia memang tidak salah ingat. Sebagai seorang keturunan Indian Navajo yang memang terkenal kuat dalam mengingat urutan kata, Martin meyakinkan dirinya bahwa ingatannya telah benar.
Apakah ini nomor telepon? Tidak. Pola nomor telepon tidak seperti ini dan ini terlalu panjang.
Apakah ini tanggal lahir? Tanggal lahir siapa? Terlalu aneh. Dan juga terlalu panjang untuk sebuah tanggal lahir.
Jam? Waktu? Tidak. Masih aneh. Masih terlalu panjang.
Apa yang mungkin? Apakah Indian tua itu hanya bermain-main? Atau Indian tua itu tidak mengingat lagunya dengan baik?
Ah.. tidak mungkin. Dia seorang Indian tua yang sangat serius. Dia bahkan tidak sedikitpun pernah tersenyum. Dan tidak mungkin dia salah mengingat lagunya. Seorang Navajo setua itu pasti mengetahui dengan benar lagu-lagu rakyat mereka yang terkenal. Kalaupun dia membuat kesalahan tidak mungkin begini banyak.
Dia memperhatikan pola itu kembali. Seluruh kata itu berubah lafalnya kecuali pada 2 kata yaitu kata kedua dan kata kesepuluh. Kata pertama bergeser 1 lafal, kata ketiga bergeser 6 lafal, kata keempat dan seterusnya Martin memperhatikan 1 per 1 dengan baik. Untuk kata yang digunakan dengan benar, Martin tidak memberi tanda apapun. Dia menyusun angka pergeserannya dibawah lafal lagunya. Sejauh ini pola tersebut dimulai dengan “1 6265 …” dan seterusnya.
Bagaimana jika dia mengganti tanda spasi tersebut dengan “x”? “1×6265 …”? Hmm… apa maksudnya ini? Membingungkan.
Lalu dia menggantinya dengan tanda “-“. “1-6265 …”? Tetap sulit dimengerti.
Sebuah ide terpikir olehnya. Kata yang tidak digeser berarti pergeserannya adalah “0”. Bagaimana jika dia menggantinya dengan kata “0”?
“106265 …”? Akhirnya susunan sebuah angka yang kelihatannya lebih masuk akal. Tapi apakah yang dimulai dengan angka “106…”?
Martin tersenyum. Dia telah melihat pola dari angka-angka itu. Dia yakin angka “106265 …” maksudnya adalah “”106.265”.
Tidak salah lagi, ini adalah data koordinat. Martin teringat dahulu sewaktu pamannya itu membantu mengerjakan tugasnya, data yang paling banyak diberikan kepadanya saat itu adalah data koordinat. Dan dengan melihat pola yang terlihat di awal maka ini seharusnya adalah data koordinat latitude yang berdekatan dengan Los Alamos.
Selanjutnya dia dengan relatif mudah bisa memecahkan maksud urutan angka sisanya. Setelah memecahkan teka-teki tersebut, Martin mencari sebuah titik koordinat dalam peta offline di laptopnya. Benar saja. Programnya menunjukkan suatu tempat di dalam negara bagian New Mexico. Tempat tersebut relatif masih berada di dekat kota Los Alamos. Hey.. sebentar… inikah tempat yang pernah diceritakan oleh pamannya dulu? Apakah benar ini tempatnya? Apakah pamannya berada disini?
Besok dia harus menemui Nakai dan menanyakannya dari mana dia memperoleh informasi koordinat ini. Atau siapa yang mengajarkan lagu yang aneh itu kepadanya. Apakah pamannya ada disitu? Apakah Nakai mengenalnya? Dan yang terpenting… apakah pamannya masih hidup?
Sejuta pertanyaan memenuhi benaknya. Dan dia tidak sabar menunggu hari berganti untuk mencari jawaban atas semua pertanyaan yang ada di dalam pikirannya.
=================================================================================
Ya baiklah kalau begitu. Kita tunggu saja hari berganti ya. Hehehe…
grin emotikon
Bersambung ke bagian (4)
Inga’… inga’…. inga’…. ini cuma dongeng. Clink!
By Patsus Namraenu Biro Jabodetabek
Gambar Ilustrasi By Google dan Patsus Dede Sherman
76 Komentar
Wah saat sahur baca dongenf seorang ilmuwan yg hilang. Rasa teka tekij
Wah saat sahur baca dongeng seorang ilmuwan yg hilang. Rasa teka teki selalu timbul saat kode2 rahasia di urai. Sy lbh penasaran dg lelaki tua itu, yg menyanyikan lagu novajo. Sungguh cerdasnya membuat kode angka2 dr sebuah lirik lgu. Dan knp dia mmberikan kode itu kpd martin, padahal antara martin dan lk2 tua itu tidak mngenal satu sama lain sblmnya. Siapa lelaki tua itu. Apa hubungannya dgn kejadian yg blm terungkap. Aq tunggu misteri ini sampe terpecahkan teka tekinya.. Bung @namraenu
Wah lagi puasa ya bung Asda? Selamat berpuasa ya. Maaf telat ngucapinnya.
Ditunggu lanjutannya ya bung. 🙂
Bersambung….
Hore hore….
Adakah hubungannya ini dengan Indonesia..?
Tetapi kemiripan biarpun terpisah separuh dunia bisa kita lihat di :
Indian – Navajo – New Mexico >< Dayak – Kenyah – East Borneo
Atau ada juga hubungannya dengan Unknown Special Forces kemarin?
Yang pasti ini berhubungan dengan salah satu senjata strategis yg dulu cuman rumor.
Jadi kalaupun ada itu adalah top secret.
Ahh…pusing, pusing nunggu minggu depan rilis jilid 4..hehe 😀
Intel asing juga pusing baca beginian nih.
BTW..ada apa dengan Nicaragua ya?
Ternyata ada juga yg mengenali map nya
Di Nikaragua juga ada bangsa Indian dan kebetulan saja menggunakan tampilan software di atas. Tapi lokasi ceritanya tidak keluar dari area reservasi suku Navajo kok. 🙂
2nd
hehe sayang cerita ini hanya ada di patga, seandainya ada di gramedia bisa langsung beli bukunya.
Saya memang berencana untuk membukukan cerita-cerita yang saya buat bung Ndane. Tapi pada serial yang lain. Sedangkan untuk serial yang “Navajo” ini saya khususkan untuk dimuat di PatGa. 🙂
ya mudah-mudahan respon penggemar cerita misteri bisa bagus, dan bagi penulis tentu ini bisa jadi penjajakan pasar untuk menerbitkannya. ya tentu saja yang di novel akan lebih rinci dan alur ceritanya bisa lebih mulus dengan penulisan yang lebih sempurna.
siapa tahu ada yang berminat membuat filmnya, seperti film 3 yang sudah saya tonton. alur ceritanya menarik dan infomatif.
Terimakasih atas masukannya ya bung Dudung.
Salam. ^_^
Siap bung NAMRAENU.. layak untuk ditunggu bukunya.
Terimakasih sebelumnya bung Ndane. Masih sedang saya tulis kok diantara selingan waktu yang tersedia.
Salam. ^_^
Bung Namraenu, klo ada Pre-Order bukunya saya mau dong..
Terimakasih atas antusiasmenya mas SJ. Nanti kalau sudah tahap finalisasinya saya kabari ya bung. 🙂
Salam. ^_^
Makin menarik bung nam..apalagi itu, satelit bisa ngancurin batu. Sinar laser dari langit.
Terimakasih bung Bugh. Ingat… ini cuma “fiksi” lho ya. 😉
Astagaaaa….
Alur Cerita yang Sangat Membius para Pembacanya…
Dan lagi lagi Sang Sutradara bilang Cut…
Kita istirahat sejenak.. Setelah hari berganti kita lanjutkan…!!
Bener2 Luar Biasa..
Ditunggu Cerita Selanjutnya.. Hihihi..
Salam Hangat untuk Keluarga Patga semoga Sehat Selalu..
NKRI tetap JAYA Selamanya!!!
Hehehe… 😀
Salam hangat juga untuk anda bung RJ.
Jayalah NKRI selalu!!!
Bravo bravo.. koordinatnya ke tambang freeport bukan wkwkwkwk
Hahaha… 😀
Waduh… harus terbang jauh dong si tokoh ceritanya kalo gitu. 😀
Makin deg2 ser… makin ga tahan sama cerita selanjutnya… semoga ga antiklimaks.. xixixi
Hehehe… 😀 Gak enak ya kalo anti klimaks? 😛
apakah satelit yg dimaksud adalah sesuatu yg digunakan utk menghajar pabrik dan gudang kimia china dulu ya..
Tentang itu saya kurang paham bung Masha. Satelit ini lebih banyak diarahkan ke daerah sesar patahan untuk memicu getaran gempa di sekitarnya.
Eh… saya lupa… serial ini kan “fiksi”. 🙂
pantesan sekarang banyak gempa di sini…
Jadi inget Hadist Nabi Muhammad S.A.W yang menyebutkan bahwa menjelang kiamat, mata akan terjadi banyak gempa di dunia. Lalu soal kemunculan “si mata satu” di dekat kota Madinah yang juga di iringi dengan “tiga kali guncangan”, yang menyebabkan banyak orang2 yang tidak kuat imannya akhirnya memilih meninggalkan madinah dan bergabung dengan “si mata satu”…
Yup… Serial ini juga akan menyerempet sedikit tentang “si mata satu” bung BocahKucing.
Salam. ^_^
Wah menarik nih kalo bisa reaktivasi sesar. Berarti…. Sesar andaman yg menerus ke nicobar lalu menerus ke sesar besar sumatra yg bisa mengoyak pulau sumatra menjadi dua. artinya gempa aceh adalah… Wah wah wah.. Lanjut beberapa tahun kemudian gempa nias akibat sesar simeuleu. Apa mungkiin satelit ini ikut ambil bagian ya? Maaf imaji liar bung namraenu.
saya curiga peristiwa meledaknya sebuah pabrik kimia di cina adalah hasil perbuatan AS yaitu memakai senjata rahasia mereka di ruang angkasa berupa wahana ruang angkasa yg dipersenjatai senjata elektro magnetic ?
bs jadi… tapi kok kliatanya lbh kearah gempa yg bkin tsunami tempo hari di Aceh y??? tu tsunami mpe meluber kemana2.. maap klo slh bung..he8888…colek bung Namraenu..
Hmmm… kalau tentang itu saya no komen bung Pietr 🙂
Bung@namraenu…cepetan ya plisss edisi selanjutnya, paket data dah mau habis nih …hehehehe
Salam sehat selalu bung
Bung Azda, disisain dong paket datanya untuk akses web PATGA. 🙂
Hehehe… 😀
Salam sehat selalu untuk anda juga bung.
top markotop abisss
Terimakasih ya bung Kawulo Alit.
Salam untuk anda. ^_^
Makin Deg Deg an, rahasia apa yg ada di 106.265 ? Klo di pelem2 scifi biasanya sbhuah Pangkalan Rahasia canggih
http://kasamago.com/freeport-atau-papua-diperas-atau-dihancurkan/
Akan terungkap di beberapa edisi selanjutnya bung Kasamago yaitu pada edisi ….. [SPOILER] 🙂
yang ditunggu sebenarnya clue2 aneh yang mengarah ke sesuatu. Tapi gairah mencari clue langsung lemes setelah ada kata “bersambung”… hadehhh…. nunggu lagi….
Hehehe… 😀
Sabar ya mas Bawor. Ditunggu kelanjutannya. 🙂
ada yang tahu, itu ilustrasi potongan peta daerah mana ya? 😀 hayo… para bung sekalian, mari dibabar clue2 tersembunyi dalam cerita itu ya? 😀
Itu contoh tampilan software yang digunakan oleh tokoh dalam cerita ini kok bung BocahKucing. 🙂 Petanya sendiri sih tidak terkait dengan ceritanya.
Maaf bung NAMRAENU apakah tidak ada petunjuk koordinat lainnya. sementara yang baru tertulis di cerita kali ini adalah longitude 106.265xxx sedangkan latitudenya 35.xxxxxx petunjuknya adalah kombinasi angka kordinat di atas mendekati urutan tanggal lahir Mr Peter.
hehe.. bisakah dapat bocorannya bung NAMRAENU?
Kalau menelusuri Jalan PAJARITO koordinat 106.265xxx menunjukkan bangunan di jalan yang bercabang dengan beberapa semacam bulatan bulatan kecil dan sepertinya tidak jauh dari situ ada semacam kilang minyak..
Hehehe… 😀
Ditunggu saja lanjutannya ya bung Ndane.
Ingat, ini cuma “fiksi” lho ya 😉
Salam ^_^
Hehe.. iya bung Namraenu, saya lupa ini hanya cerita fiksi..
Kelihatannya itu peta sumatra maaf cuma nebak hehehe
atau ujung kalimantan timur bung…
deket perbatasan..
Petanya tidak terkait dengan ceritanya kok bung KS. Itu adalah tampilan software yang digunakan oleh sang tokoh utama cerita ini.
Itu peta Nicaragua ya…..
Iya. Tapi lokasi peristiwa dalam serial ini hanya diseputaran area reservasi Navajo kok bung Dolp. Jadi tidak sampai ke Nikaragua. 🙂
Ahhh…hamper saja…, ehh bersambung…semakin dibaca semakin penasaran, ni ceritanya, gak cukup sekali bacanya….buat nyambungin puzzlenya….
sehat selalu untuk anda patsus Namraemu, dan para patriot Indonesia, semoga selalu ada dalam lindungan Nya.
Ditunggu kelanjutan ceritanya ya….
Terimakasih bung Priangan.
Sehat selalu untuk anda juga bung. Semoga selalu dalam perlindunganNya dalam setiap langkah dan tindakan. Salam juga untuk seluruh rekan-rekan yang lain.
Siap bung Priangan. Lanjutannya sedang disiapkan kok. 🙂
Wah… udah tayang ternyata.
Seharian baru sempat buka web PatGa dan baru lihat kalau lanjutannya sudah ditayangkan bung Naga Samudra. Ditunggu lanjutannya ya rekan-rekan sekalian.
Salam. ^_^
saya kira tadinya indian tua itu memberi pesan dalam bentuk kode morse, ternyata itu kode koordinat bumi. ternyata canggih juga ini pak tua, saya kira indian tua cuma tahu baca mantra untuk menurunkan hujan atau saat mau perang. haha…
Hehehe… 😀
Kan Indiannya juga mengikuti jaman bung Dudung. 😀
Asli, jadi inget dulu kadang kadang baca novel agatha christie, stephen kings….
ah great memories….
tqu bung udah mengingatkan saya pd jaman beheula….
tapi jangan lama-lama sambungannya yak….
Heheheh… pengagum Hercule Poirot juga ya bung KZ?
Waktu jaman SMP dan SMA, saya juga suka baca serial-serial itu bung. 🙂
Ini namanya artikel”Hantu”…Karena bikin orang Penasaran..Untung saja sy gk ikut penasaran karena sy kenal sama Hantunya..hehehe..(Just Kid)
Jd teringat kisah seseorang yg ingin mencari sebuah ilmu (ilmu diatas ilmu),dimana orang tersebut menunggu sampai 40 hari diluar rumah seorang guru tsb,dengan berteman hujan dan panas..karena kesabarannya tepat 40 hari,sang guru menyuruhnya masuk dan yg mengejutkan ternyata hanya SATU KATA yg didapat dr sang guru,..Tp dengan KEYAKINAN dan KESABARAN sang murid MENCARI dan MENGGALI kata tersebut..Dan pada akhirnya dia Menemukannya dan Jadilah dia seorang WALI KUTUB..Subhanallah..
hehehe..kira2 nyambung gk ya sama artikel diatas…Maaf malah jd ngelantur..
Salam buat penulis dan Patga..semoga tambah jaya.
Wah… sangat “dalam” nih komennya bung Preman. Rasanya saya kenal deh dengan figur dibalik id ini. Hehehe… 😀
Salam untuk anda juga bung. Semoga tambah jaya selalu.
makin penasran. sangat menghibur bung Namraenu.. salam hangat bung. sukses selalu.
Terimakasih bung Gio. Salam hangat juga dan sukses selalu untuk anda ya bung. ^_^
deg degan
Yang penting jangan sampai jantungan ya bung Hery. Salam. ^_^
Ane gagal faham (lagi). Mungkin krn dah lama gak baca buku2 fiksi. Lagian ceritanya ngambil seting di amrik, coba kalo ngambil seting di indonesia, akan lebih menarik. Apalagi kalo bisa digabungin dg clue2 bung yayan, tentu akan sangat mendebarkan!
Bung nam..ape ada kaitanye dgn senjata US yg namanye klo kaga salah Rod of God.??
Ane berpikir disini banyak loh peninggalan” masa lalu tentang teknologi canggih yg penuh misteri..sorry nih oot bung nam ada kaitanye ga sama teknologi yg digunung padang,.??
…..NKRI HARGA MATI….
Gunung Padang ya? Hehehe… 😀 😉
Ketawa nya bung nam..sdh jelas buat ane..ada sesuatu pastinye digunung padang, ane dah 1 tahun yang lalu kegunung padang bung nam.!! Ditunggu kelanjutanye,klo bisa dibabar tentang gunung padangnye & reaktor yg ada didalamnye..hehehe..salam bung..!!!
kayaknya lebih seru reply nya bung namraenu, ijin nyimak bung. BTW bung Yayan kemana, dah lama gak nelorin artikel lagi
Silahkan bung Asbun. Salam untuk anda. ^_^
Yg membuat penasaran adalah satelit penghancur partikel batu…..hmmmmm…mantab,di tunggu sambungannya bung Nam…
Terimakasih bung Mirza. Ditunggu sambungannya ya.
Salam untuk anda bung. ^_^
Satelit L Band mungkin ? Hehe…
penuh misterius ceritanya