untuk MAHAPATIH AMENGKUBHUMI RAKARYAN MPU GAJAHMADA

13

Selamat Malam Nusantara …

deddy8

Salah satu tokoh fenomenal dari Kerajaan WILWATIKTA (Majapahit) adalah : Mahapatih Amengkubhumi Rakaryan Mpu GAJAHMADA.

Beliau menjadi Mahapatih pada pemerintahan Rani Ke-3 : Sri Tribhuwanatunggadewi Maharajasa Jayawisnuwardhani dan putranya Raja Ke-4 : Sri Rajasanagara Dyah Hayamwuruk.

Beliau dikenal sebagai salah satu pahlawan besar Majapahit. Di eranya ada 3 pahlawan besar bergelar TRIPURUSA RI WILWATIKTA atau 3 kekuatan yang menjadi penopang utama Wilwatikta : Rani Sri Tribhuwanatunggadewi Maharajasa Jayawisnuwardhani; Wredhamantri Mpu Dewaraja Adityawarman dan Mahapatih Amengkubhumi Rakaryan Mpu Gajahmada. Ketiga tokoh inilah yang melakukan politis penyatuan Nusantara.

Pada saat diangkat menjadi Mahapatih ri Wilwatikta (dipromosikan naik pangkat dari jabatan sebelumnya Patih dari istana bawahan Dhaha), Gajahmada atas pertanyaan SAPTAPRABHU RI WILWATIKTA akan programnya kedepan berani menjawab dengan SUMPAH AMUKTI PALAPA nya yang terkenal itu.

Apakah sesungguhnya SUMPAH AMUKTI PALAPA ? adalah sumpah sang Gajahmada untuk tidak pensiun dan hidup dalam kemewahan sebelum daerah yang disebutnya dalam sumpah tunduk pada pemerintahan Kerajaan Wilwatikta (Majapahit).

Sumpah itu sebenarnya hanya menyebut beberapa daerah saja, bukan totalitas wilayah Nusantara yang amat sangat luas. Batasan yang disebut Nusantara saat itu selebar : Madagaskar batas Timur nya – Kepulauan Easter batas Barat nya – Kepulauan Fiji (Jepang Selatan) batas Utara nya dan Kepulauan Selandia Baru batas Selatan nya.

Sejak ribuan tahun yang lalu suku bangsa dan kerajaan dalam wilayah Nusantara membentuk semacam pemerintahan konfederasi Nusantara guna melindungi kepentingan pertahanan, ekonomi dan sumber daya yang dimilikinya. Mereka memilih kerajaan paling kuat secara militer, ekonomi dan diplomatis sebagai pemimpin konfederasinya.

Menurut catatan sejarah yang mampu saya jejak, kerajaan Nusantara yang pernah menjadi pemimpin konfederasi adalah : KUTAI – MATARAM KUNO – SRIWIJAYA – KAHURIPAN – DHAHA PANJALU – SINGHASARI – MAJAPAHIT. Pada saat Kerajaan Singhasari runtuh akibat serangan Kerajaan Gelang-gelang, maka ada beberapa wilayah kerajaan melepaskan diri dari konfederasi Nusantara.

Setelah para bangsawan Singhasari dalam pelarian kembali bisa merebut kekuasaan dan mendirikan Kerajaan Majapahit, maka beberapa kerajaan yang melepaskan diri tersebut diagendakan akan menerima hukuman atau operasi militer penegakkan kedaulatan. Dan wilayah yang dianggap makar itulah yang disebut dalam sumpah amukti Palapa nya Gajahmada.

Sekali lagi itu adalah OPERASI MILITER PENEGAKAN KEDAULATAN KONFEDERASI, bukan operasi militer penaklukan wilayah Nusantara. Silahkan anda nalar lagi, apakah cukup waktu bagi Gajahmada menaklukkan ratusan kerajaan yang tersebar di Nusantara ? Bahkan dalam operasi itu, Majapahit menerima bantuan militer dari kerajaan-kerajaan yang setia pada konfederasi Nusantara.

Tetapi apapun juga itu namanya, langkah besar armada laut Majapahit bergerak dari Timur kemudian dalam waktu cepat ke arah Barat jelas memukau banyak pihak. Tanpa kekuatan manajemen militer dan dukungan logistik cukup, hal itu amat sangat sulit dilakukan. Operasi armada laut ini tidak lepas dari peran besar Panglima Laut Rakaryan Mpu Nala, yang dikenal tegas tetapi luwes dalam mengelola armada maritim Majapahit yang berasal dari berbagai wilayah yang disumbang oleh kerajaan anggota konfederasi Nusantara.

Bendera Maritim Majapahit yang bernama GETIH-GETAH SAMUDRA cukup disegani dunia. Ada 5 warna merah berseling 4 putih merupakan lambang bahwa armada maritim Majapahit terdiri atas 5 kekuatan maritim : Jawa+Madura+Bali – Dharmasraya – Kutai – Sulu – Bugis. Konon bendera ini juga ditiru oleh kekuatan maritim modern Amerika Serikat, mereka menggunakan 7 strip merah dan 6 strip putih menunjukkan bahwa memiliki 7 armada laut.

Sudah sepatutnya bagi kita semua berterimakasih kepada para pendahulu, yang telah mewariskan wilayah Indonesia yang cukup luas ini. Walau pada kenyataannya adalah hanya 1/3 dari luasan Nusantara di masa lalu. Mari kita jaga bersama kedaulatannya.

deddy9

PELESTARIAN KESENIAN MAJAPAHIT

Dalam beberapa hal, yang banyak diangkat dalam pentas Seni Majapahit an ada 3 tema pokok.

Yang pertama adalah momen bersejarah perjuangan Raden Wijaya paska runtuhnya Singhasari hingga di Wisuda sebagai raja pertama Majapahit.

Yang kedua adalah saat pemerintahan Rani Tribhuwanatunggadewi yang berupaya menyatukan Nusantara dibantu Mahapatih Amengkubumi Rakaryan Mpu Gajahmada dan sepupunya Wredhamantri Mpu Dewaraja Adityawarman.

Yang ketiga adalah pengabadian perang saudara Paregreg dalam sanepan sastra DAMARWULAN – KENCANAWUNGU.

Sedangkan tema lainnya seakan menghilang begitu saja. Padahal dalam berkesenian dikenal 3 strata utama :

Pertama : Seni Persembahan
Atau kesenian yang didedikasikan untuk upacara keagamaan sebagai wujud persembahan keindahan dari mahluk kepada penciptanya.

Kedua : Seni Adiluhung
Atau kesenian berkualitas tinggi yang dipagelarkan hanya dilingkungan istana oleh penari khusus dan dalam waktu yang khusus pula.

Ketiga : Seni Rakyat
Atau kesenian dikalangan rakyat yang boleh dipagelarkan kapan saja dan oleh siapapun juga.

Saat ini tinggal KESENIAN RAKYAT yang masih hidup, sedang dua lainnya sudah punah. Adalah kewajiban kita untuk menggali kembali atau kalau perlu membuat yang baru dua strata seni yang hilang itu.

Pada gambar, adalah fragmen saat Rani Tribhuwanatunggadewi bertekad menyatukan Nusantara. Dipagelarkan di Pendopo Agung Trowulan.

deddy10

Selamat Siang Nusantara …

Bersama arca Rani Wilwatikta Ke-7 : Sri Prabhustri SUHITA. Dalam keluarga besar Wilwatikta dipercaya sebagai titisan dari Rani Wilwatikta Ke-3 : Sri Tribhuwanatunggadewi Maharajasa Jayawisnuwardhani.

Beliau menguasai warisan ilmu pemerintahan tertinggi GARUDHAYEKSA, sehingga banyak pihak memohon petunjuk padanya sekalipun berusia jauh lebih tua. Karenanya digelari sebagai KENCANAWUNGU … atau seseorang yang dalam tubuhnya mengalir deras cahaya kemuliaan.

Tetapi ada sesuatu yang cukup membingungkan, ketika di masyarakat muncul karya sastra SERAT DAMARWULAN. Dengan mengambil tokoh KENCANAWUNGU dan DAMARWULAN, padahal alur ceritanya malah mirip dengan Rani Wilwatikta Ke-5 : Sri Kusumawardhani putri dari Dyah Hayamwuruk. Yang pada masa pemerintahannya digugat oleh saudara tirinya Bhre Wirabhumi dan mengakibatkan perang PAREGREG. Usia bertahtanya kurang dari satu tahun, kemudian mendelegasikan kekuasaannya kepada sang suami yang masih sepupunya menjadi Raja Wilwatikta Ke-6 : Sri Wikramawardhana. Dan beliaulah yang menumpas pemberontakan Bhre Wirabhumi bak Damarwulan menumpas Menakjinggo, serta berupaya rekonsiliasi dengan menikahi putri Bhre Wirabhumi bak Damarwulan memboyong Wahita dan Puyengan.

Sri Prabhustri SUHITA ini lahir dari perkawinan Trah Majapahit Kulon dan Trah Majapahit Wetan, karena ibunya itu adalah putri dari Bhre Wirabhumi yang dinikahi oleh Sri Wikramawardhana. Tapi entah mengapa justru beliau ini yang digelari KENCANAWUNGU dalam keluarga, bukannya Sri Kusumawardhani.

Dalam catatan BABAD TANAH JAWI, beliau ini adalah Treseping Madu Trahing Kusuma terakhir dari dinasti Rajasa. Karena penggantinya adalah saudara tiri yang lahir dari selir bukan trah Rajasa.

Maka sejak diperintah adik tirinya Raja Wilwatikta Ke-8 : Sri Kertawijaya, maka nama wangsanya berubah dari RAJASAWANGSA menjadi WIJAYAWANGSA. Sri Kertawijaya merasa tidak berhak mengaku keturunan dari Rajasa (KenAngrok) tapi mengklaim dirinya adalah keturunan Raden Wijaya, sehingga menyematkan wangsa baru WIJAYAWANGSA. Sri Kertawijaya inilah yang bergelar BRAWIJAYA Ke-1.

Maka raja Majapahit berikutnya dalam banyak cerita legenda dikenal BRAWIJAYA Ke-1 dan berakhir pada BRAWIJAYA Ke-7 atau Sri Girindrawardhana Dyah Wijayakusuma yang bertahta di ibukota Dhaha

citox patga 8

“GENDING KEJAYAAN”

Wahai para ksatrya ri WILWATIKTA …..
Payung kehormatannya Nusantara …..

Tidakkah engkau mendengar …..
Sayup-sayup suara gending berkumandang …..
Yang menceritakan arti sebuah kejayaan …..

Tidakkah engkau melihat …..
Gapura tinggi nan menjulang …..
Yang setia berdiri 500 tahun menunggumu pulang …..

Sementara kami disini sedang berjuang …..
Bersimbah peluh menghunuskan keris dan pedang …..
Menarikan tarian kematian Sundang Majapahitan …..

Mengusir lawan yang hendak menutup jalan kejayaan …..
Anak turun sang TARTAR yang pongah menuntut sanjungan …..
Menghina bhumi Jawa yang bertanah becek dan tak berperadaban …..

Bende perang telah ditabuhkan …..
Diiringi pujian demi kejayaan …..
500 tahun sudah kalian ditidurkan …..

Dan kini tidak ada lagi aral melintang …..
Hunus keris untuk taji dan pedang untuk sundang …..
Mari kita tarikan Sundang Majapahit mengantar kematian lawan …..

Sebab hanya kita yang ditakdirkan untuk menang …..
Ditanah pusaka anugrah Sang Hyang …..
Karena Garuda punya sayap untuk pulang .

Jaya – Jaya – Wijayanti

 

By : Deddy Endarto Wilwatikta untuk MAHAPATIH AMENGKUBHUMI RAKARYAN MPU GAJAHMADA

Gambar by Deddy Endarto Wilwatikta dan Patsus Citox

Share.

13 Komentar

  1. lamaddukelleng on

    ulangi sejarah kejayaannya
    tapi cukup dipelajari kesuramannya
    jatuh dan bangun sebuah peradaban
    itu memang ketentuan Tuhan
    walau jatuhnya karena ulah manusia itu sendiri
    paling tidak perjuangkan itu lama baru terjadi
    jika sekarang tiongkok mengklaim laut china selatan
    smoga nantipun kita akan mengklaim sriwijaya dan majapahit punya kekuasaan
    dalam 5 armada hanya sulu yang berada diluar indonesia
    kapan kita ajak kembali bersama ?

  2. Mampukah kita mengulang kejayaan masa lalu seperti apa yg di lakukan oleh china saat ini, semoga para pemimpin kita diberikan kesadaran akan nasionalisme dan patriotisme seperti yang di tularkan oleh saudara2 PATGA…

  3. Mohon pencerahannya, saya ada sekilas membaca mengenai Kerajaan Dayak Ma’anyan bernama ‘Nansarunai’ di Pesisir Selatan Borneo..kerajaan ini jarang terdengar, padahal menurut beberapa penutur..sangat tua, jauh lebih tua dari Kutai. Adakah korelasi & hubungannya? Kalau ada, mengapa tidak disebutkan?
    Hal menarik lainnya adalah, menurut penelitian terbaru..DNA manusia pertama di Madagascar memang terbukti memiliki relasi dan merupakan keturunan dari Dayak Ma’anyan, masyarakat Kerajaan Nansarunai ini.
    Menurut beberapa peneliti, manusia pertama di Madagascar mendarat kurang lebih 2000 tahun yang lalu. Jadi, bukankah itu bisa jadi tolak ukur seberapa tua & luas maritime capability nya Kerajaan Nansarunai ini?

  4. G kbalik ya bung?. Hrusnya Madagadkar batas baratnya, batas timur di pulau paskah(easter).
    Jika batas baratnya di madagaskar, apa g tumpang tindih sma wilayah hindustan di srilanka maladewa?

  5. Bung lone wolf kebetulan saya berada di kalimantan, nampk y yg dikatakn anda ada benarnya, saya penah mendengar bahwa ada orang2 yg menemukan benda2 peninggalan purbakala, bahkn ktanya ada sebagian yg ingin memperjual belikan,perlu penelitian ilmiah lagi untuk membenarkan hal itu… mengenai wilayahnya, nama daerah nya saya tidak bisa memberitahukan nya…
    Yg jelas prsis di wilayah selatan kalimantan…

  6. Mau tanya bung dedy.. apakah raja raja majapahit yang bergelar brawijaya itu bukan turunan rajasa ken arok..???

    Apakah R. Fatah sultan demak bintoro ini juga bukan punya garis keturunan ken arok..? Soalnya beliau juga salah satu putra dari raja brawijaya kertabumi..

    • bila kecewamu terlalu berat untuk dihilangkan dan tak sanggup anda menutupinya, segera pulanglah ke asalmu… sudah terlalu lama anda bertamu, hingga lupa diri. Semua yang pernah dijanjikan akan segera tiba, smua tamu akan pulang, terdesak di pusat kota asalmu dan tersisa sedikit. Bukankah itu pula yang anda imani di keyakinan anda.

Leave A Reply