Lirik Kuno Navajo (18) : Meloloskan diri

47

Lirik Kuno Navajo (18) : Meloloskan diri
=================================================

arman26

“Jadi bagaimana sekarang?”
“Kita harus bisa meloloskan diri sebelum sampai ke lab.”
“Caranya?”
“Aku tidak tahu.”

Tawfeeq hanya menghela nafas mendengar jawaban Peter itu. Namun dia sadar tidak mudah memang untuk meloloskan diri. Saat itu mereka sedang mengambil tas yang diletakkan di ruang penyimpanan di atas bangku penumpang di dalam bis. Hanya itu kesempatan mereka untuk berbicara satu sama lain. Itupun dengan bisik-bisik yang sangat pelan.

“Sampaikan salamku kepada keluargaku di Alexandria Mesir. Katakan aku sangat mencintai mereka dan sangat ingin …”

Sebelum Tawfeeq menyelesaikan kata-kata yang sepertinya menjadi pesan terakhirnya kepada Peter, mereka telah dihardik oleh seorang Praetorian yang menunggui mereka di tangga bis. Bahkan hanya karena sedikit berlama-lama dalam mengambil tas mereka, lelaki yang sepertinya pimpinan Praetorian di atas bis itu sudah membentak mereka.

“Cepat tuan. Bukankah waktu anda kurang dari sejam untuk memperbaiki masalah yang anda timbulkan?”

Peter terlebih dahulu berjalan ke arah pintu sambil menyeret tasnya. Sambil menunggu Peter, Tawfeeq menyempatkan diri untuk menarik pelan bahu seorang peneliti yang sudah “tertidur”.
“Kenapa dia? Kenapa mereka semua tertidur dengan cepat secara bersamaan”, tanya Tawfeeq dengan berani kepada seorang Praetorian di dekatnya.
“Itu bukan urusan anda! Segera turun tuan! Kita kehabisan waktu disini!”, jawab pria tim Praetorian yang ditanya dengan ketus.

“Tawfeeq…”, Peter yang sudah berada di undakan untuk turun dari bis memanggil. Ketika Tawfeeq menoleh, Peter memberinya isyarat dengan jentikan jari dan ajakan untuk tidak lagi bertanya soal itu dan segera ikut turun.

Setelah turun, dua orang anggota Praetorian bernama Hans dan Otto mendampingi mereka terus dengan ketat hingga naik ke atas Hummer yang ditugaskan untuk membawa mereka kembali ke lab. Mobil itu di kendarai oleh Otto dan duduk disampingnya adalah Peter. Sementara Hans duduk di baris kedua dibelakang Peter berdampingan dengan Tawfeeq yang duduk dibelakang Otto.

Mobil itupun mulai berjalan meninggalkan rombongan Praetorian dan tim peneliti yang lain. Di dalam mobil, suasana tegang karena kedua Praetorian tersebut tidak berkata sepatah katapun. Suasana sunyi dan hanya terdengar deru kendaraan yang melaju di tengah licinnya jalanan akibat salju. Namun sekitar 5 menit kendaraan itu berjalan dan ditengah suasana hening yang mencekam, tiba-tiba ….

“BLAAAAAAARRRRRR!!!!!”

Sebuah suara ledakan keras terdengar di kejauhan. Peter dan Tawfeeq terperanjat dan sangat kaget mendengarnya. Anehnya, Hans dan Otto nampak tenang saja seolah tidak terpengaruh sama sekali.

“Suara apa itu?”, tanya Tawfeeq dengan tegang.
Hans dan Otto tidak menjawab dan tetap membisu. Peter yang juga merasa kaget menoleh ke arah jendela luar berusaha melihat apapun yang bisa terlihat.
“Itu seperti suara ledakan.”, Tawfeeq melanjutkan komentarnya, “Kita harus berhenti untuk memeriksanya.”
“Ya… Otto! Kita berhenti sebentar untuk melihatnya.”, Peter pun membujuk Otto untuk berhenti.
“Kita tidak punya banyak waktu. Anda bilang sendiri waktu kita kurang dari sejam.”, jawab Hans setengah membentak.

Namun Tawfeeq tidak bergeming, “Kedengarannya dekat. Kita bisa memutar dan melihatnya sebentar. Otto… putar arah mobil ini.”

Sambil berkata demikian, Tawfeeq menepuk lengan Otto dari belakang namun Otto segera menepisnya.

“Saya yang pegang kendali di sini. Ingat! Tuan Rubinstein meminta kita untuk segera kembali ke lab.”, kali ini Hans benar-benar membentak.

Dibentak demikian, Tawfeeq bukannya ciut nyalinya malah balik membalas dengan kata-kata yang sungguh tajam.

“Apakah tuan Rubinstein juga yang menyuruh kalian untuk membunuh rekan-rekan kami dan mendorong bis yang mereka tumpangi ke dasar jurang untuk menghilangkan bukti?”

Peter kaget dengan kata-kata Tawfeeq yang sungguh berani. Dia berbalik ke belakang dan memberi isyarat jari di mulut agar diam. Dia khawatir akan terjadi reaksi yang tidak diduga dari kedua Praetorian ini. Apalagi Hans duduk di belakangnya sehingga posisi Peter menjadi rentan untuk diserang. Peter yakin bahwa keduanya memegang senjata. Sementara itu mendengar kata-kata Tawfeeq terakhir, Hans menatap Tawfeeq dengan marah. Setelah menenangkan dirinya sejenak, Hans lalu menghardik Tawfeeq.

“Jaga mulutmu manusia padang pasir!”
“Atau apa? Saya kan hanya bertanya.”
“Perjalanan kita masih setengah jam lagi, saya harap anda bisa tenang selama itu.”
“Lalu setelah itu tuan Rubinstein juga akan membunuh kami berdua? Begitu kan rencananya?”
“Saya bilang diam!!! Diam kamu pesundal *****.”
“Jangan bawa-bawa ibuku, manusia pembunuh!”

Tawfeeq benar-benar tidak takut dengan gertakan dan kemarahan Hans.

Dan yang dikhawatirkan Peter pun terjadi.

Hans yang sepertinya sudah tidak mampu menahan amarahnya meninju Tawfeeq yang terhempas ke arah pintu mobil. Namun hempasan itu justru memberi momentum bagi Tawfeeq yang segera membalas meninjunya. Namun karena keseimbangannya yang masih belum pulih, pukulan Tawfeeq tidak tepat mengarah ke arah wajah Hans. Tinju itu ditepis Hans namun kemudian mereka terlibat pergumulan yang membuat keduanya terdorong ke depan. Otto yang sedang menyetir pun ikut terdorong maju. Saat itulah Peter bisa melihat posisi pistol dibalik jaket Otto.

“Hans… kendalikan dia!!!”, teriak Otto.

Pergumulan antara Hans dan Tawfeeq berakhir ketika Hans menarik pistolnya dan menodongkannya ke arah Tawfeeq.

“Otto! Hentikan dulu. Kita harus mengikat mereka berdua agar tidak berulah.”
“Ya dan juga melakban mulut mereka.”, jawab Otto sambil menoleh sebentar ke belakang.

Saat itulah terjadi hal yang tidak diduga.

arman22

Di tengah licinnya jalan akibat salju, tiba-tiba sekelompok rusa menyeberang dari arah jurang. Sepertinya suara ledakan keras di dasar jurang membuat mereka ketakutan dan berlarian ke bagian yang lebih tinggi. Rusa pertama berhasil dihindari oleh Otto yang membanting setirnya ke arah kanan. Namun manuvernya itu membuat mobil itu kemudian melaju persis ke arah rusa kedua yang lebih besar. Rusa itu berusaha melompat untuk menghindar namun terlambat.

“Sh****ttt!!!”, teriak Otto.

BRAKK!!! Rusa itu terserempet dan terseret oleh Hummer yang nyaris kehilangan keseimbangan itu. Otto lalu mengerem mobil tersebut agar tidak menuju jurang atau menabrak rusa-rusa lainnya.

Sebelumnya pada saat Otto membanting mobilnya ke kanan, Hans pun terdorong ke arah kiri. Todongan pistolnya menjadi goyah yang segera dimanfaatkan oleh Tawfeeq yang mencoba merebutnya. Perebutan pistol itu sangat mendebarkan. Peter yang mencoba membantu Tawfeeq mengurungkan niatnya ketika Otto mencabut pistolnya dan menodongnya. Namun baru saja Otto mengeluarkan pistolnya, terdengar tiga kali suara letusan. Pistol yang sedang diperebutkan Tawfeeq dan Hans meletus sebelum akhirnya Tawfeeq berhasil melemparnya ke arah bagian bagasi belakang. Peter menunduk begitu mendengar suara letusan tersebut. Dan ternyata salah satu tembakan liar akibat perebutan barusan mengenai Otto yang langsung tersungkur ke atas kemudi. Darah mengucur deras dari bahunya dan pistol yang dipegangnya lepas. Adapun Tawfeeq berhasil memojokkan dan mengunci Hans ke arah pintu di sisi Hans. Dengan badannya yang tambun, tidak sulit bagi Tawfeeq untuk mengungguli Hans. Namun Hans berhasil meraih handel pintu yang disandarinya dan membuat keduanya terguling keluar.

“Lari Peter!!! LARI!!!”, Tawfeeq berteriak ketika keduanya jatuh keluar.

Peter pun mencoba membuka pintu di sisinya namun ternyata teramat berat. Setelah susah payah mendorong pintu yang terasa berat itu, Peter akhirnya menyadari bahwa sebagian badan rusa besar yang ditabrak itu menghalangi bagian pintu di sisinya. Dia tidak mengerti bagaimana mungkin, namun dia bertindak cepat dengan memikirkan cara lain. Di samping itu dia melihat pergulatan antara Tawfeeq dan Hans berlangsung di arah sisi pintunya sehingga akan lebih berisiko untuk keluar dari arah pintunya. Peter kemudian memutuskan untuk keluar dari sisi lain. Peter pun menarik badan Otto, yang nampaknya sudah tewas, ke sisinya lalu berusaha keluar lewat sisi kemudi.

Namun niatnya diurungkannya ketika dari dalam dia melihat Hans dalam posisi menodongkan pistolnya ke arah Tawfeeq. Sepertinya Hans memiliki pistol cadangan karena pistol yang dilihatnya lebih kecil dari sebelumnya. Peter berpikir apa yang harus segera dilakukannya. Peter yakin Hans tidak akan membunuh Tawfeeq,- paling tidak bukan sekarang -, karena tuan Rubinstein masih membutuhkannya. Karena Otto sudah mati maka kini tinggal membereskan Hans. Dia teringat pistol Otto yang bisa digunakannya. Peter pun menunduk mencari pistol yang terjatuh di bawah jok kemudi itu.

Asumsi Peter bahwa Otto sudah mati ternyata mendatangkan petaka. Ketika Peter mengambil pistol yang terjatuh dekat kaki Otto, tiba-tiba Otto bangkit dan menyergapnya. Pergumulan sesaat diruang sempit itu langsung berakhir ketika Peter segera menembaknya dari jarak begitu dekat. Otto pun tersungkur untuk selama-lamanya. Namun Peter kemudian merasakan rasa nyeri di kakinya. Dia menoleh untuk melihat sumber rasa sakit tersebut. Ternyata sebuah jarum suntik menempel di tungkainya. Baru saja Peter akan mencabutnya terdengar suara letusan di luar. Dia menoleh dan melihat Tawfeeq yang telah terkapar dengan dada berlumuran darah. Hans juga terbaring di dekatnya namun dalam keadaan sadar. Entah apa yang terjadi, mungkin Tawfeeq nekat menyergap Hans yang teralihkan perhatiannya ketika mendengar suara tembakan dari dalam mobil.

“Tidaaakkk!!! Tawfeeq…!!!”

Mendengar teriakan Peter, Hans bangkit dan segera berusaha masuk ke mobil. Apalagi pintu baris kedua di sisi kanan masih terbuka. Namun dalam keadaan tersengal-sengal dan dengan sisa nafas yang tersisa, Tawfeeq masih bisa menahan kaki Hans hingga terjatuh. Tawfeeq lalu memegang erat kaki Hans yang berusaha keras melepaskan diri.

“Lari Peter! Lariii…”

Peter segera mencabut jarum suntik yang menempel di kakinya dan melemparkannya. Dia segera memasukkan gigi dan menginjak pedal gas. Dengan sedikit berbelok, Peter segera kabur membawa mobil itu. Dari kaca spion dia bisa melihat Hans yang berusaha mengejarnya dan, untuk terakhir kalinya, menyaksikan sahabatnya Tawfeeq yang terkapar di jalan. Dia bisa melihat bahwa Tawfeeq sedang menuju detik-detik akhir kehidupannya. Kesedihan yang teramat sangat dirasakan Peter namun bagaimanapun situasinya sendiri juga belum aman. Dengan terus memacu kecepatan mobilnya, akhirnya dia berhasil lepas dari Hans dan terus melaju meninggalkannya. Terlihat Hans mencabut pistolnya untuk menembak namun diurungkannya dan hanya berdiri memandang Hummer yang dibawa lari Peter menjauh.

arman24

Kini tinggallah dia sendiri dengan membawa Hummer curian itu. Peter berpikir keras. Apa yang harus dilakukannya? Mereka pasti mengirim tim pencari untuk mengejarnya. Kali ini mereka pasti sangatlah marah. Setelah menghancurkan data penelitian mereka selama bertahun-tahun, kini Peter kabur membawa mobil mereka dan membunuh salah seorang anggotanya. Tapi ini sesuatu yang harus dilakukan. Mereka juga telah membunuh rekan-rekan penelitinya dan kemungkinan besar para peneliti lainnya yang telah lebih dahulu meninggalkan laboratorium. Mereka telah membunuh teman-teman terbaiknya selama di laboratorium, Matthew, Boghdan dan … Tawfeeq. Sahabatnya itu telah mati untuk menyelamatkan dirinya. Karena itu dia tidak akan membiarkan kematian Tawfeeq dan teman-temannya yang lain menjadi sia-sia.

Peter sadar akan sangat sulit baginya untuk lolos dari kekuatan jahat yang sangat berkuasa itu. Namun dia harus mencobanya. Kini yang harus dilakukannya adalah mencari perlindungan sementara untuk bersembunyi. Selain itu, dia harus mengabarkan pada dunia tentang apa yang telah dialaminya. Biarkan dunia tahu tentang kejahatan mereka agar ada keadilan untuk rekan-rekannya yang telah tewas. Dan jika dunia mengetahui kejahatan mereka maka Peter bisa terlindungi dan tidak perlu selamanya bersembunyi.

Peter tahu sebuah tempat dimana dia bisa bersembunyi dan mengabarkan kepada dunia tentang apa yang dialaminya.

“Pajarito. Ya, aku harus kesana. Aku akan mencari kepala suku yang pernah bekerja sama dengan Alex dan bertanya dimana radio tempat Nakai memancarkan siarannya. Dari radio itu, aku akan mengabarkan kepada dunia tentang kejahatan dan kekejian yang telah kualami. Harapanku… jika berita ini tersebar maka mereka tidak akan mengejarku lagi.”

***************************************************

Oke deh. Istirahat dulu….Capek nih
Di tunggu kelanjutan “dongeng” ini ya…

By Patsus Namraenu biro Jabodetabek
Gambar by Google dan Patsus Dede Sherman

Share.

47 Komentar

    • Hubungan secara langsung tidak ada bung Badai. Tapi figur seperti Snowden itu banyak lho bung. Dan tidak tertutup kemungkinan ada juga yang bekerjasama dengan kita. 😉

      Salaam… ^_^

  1. PejuangZaadul on

    Mungkinkah peter membantu indonesia atau kah udah menjadi warga negara rusia n melakukan penelitian disana membantu pemerintah rusia.
    Makasih bung atas ceritanaya. Masih lama kayaknya untuk tamat

    • Nasib Peter di serial ini akan diketahui pada episode ke 23 bung PejuangZaadul.
      SPOILER. Hehehe… 😀
      Dan untuk menuju tamat di serial ini mungkin masih sekitar 10 edisi lagi.
      Semoga bisa bersabar ya bung. 🙂
      Salaam… ^_^

    • Semacam zat yang dapat melumpuhkan syaraf dan jika mengenai jantung dapat menghentikan kerja jantung sehingga korbannya seolah-olah meninggal karena serangan jantung. Kurang lebih demikian bung Asbun.

      • mkin menegangkan bung nam,apakah petter nntinya akan trbnuh jga karna suntikan itu??? dtunggu lanjutya bung…

  2. Seru, spt prediksi taawfeq memang jadi martir nya. Smg Peter ttp selamat meski tlh tersuntik sbuah jarum misterius..

    mungkin wlopun peter tlh mengabarkan dunia ttg tragedi ini, dunia yg berada dlm kekuatan jahat akan berusaha menutupi nya dari publik, entah mengendalikan media atau menciptakan sbuah bencana dashyat.

    Peter berhasil lolos n membantu GRU Russia mewaspadai usaha2 kekuatan jahat di AS.. itulah kenpa Russia dpt melacak kejadian2 luar biasa yg direncanakan mereka.. IMHO

    http://kasamago.com/tarlac-menuju-lhd-kebanggan-bangsa/

    • kalau peter berhasil menyelamatkan diri dan lari kerusia..ada kemungkinan teknologi yang sama akan dikuasai rusia..

  3. Pagi Bung Nam..
    Aduuh bung Nam,nanggung bnget ceritanya..kirain mau smpe finish,udah mau klimaks dg jntung dagdigdug bacanya..eh bersambung hehehe…

    • Hehehe…
      Jatahnya memang segitu per episode bung Sundanese.
      Ditunggu ya lanjutannya.
      Salaam… ^_^

  4. putratransad on

    sek…nafas trtahan baca dri awal ampk akhir.untung nya ini cerita bersambung. sep deh alur cerita nya.jangan kelamaan y bung nam sequel nya..

    patku trahlor kmna ya. pgen tanya2 nih.. ada yg tau

  5. Innalillahi wainnailaihirojiun,mg arwah para ilmuwan di terima disisi Tuhan yg maha Esa,terkhusus saudara kita Taufeek,mg amal ibadahnya diterima oleh Allah SWT & & di tempatkan pd tempat yg mulia olehNya Aamiin Yra.
    Mks Bung Nam atas artikelnya,mg anda dan keluarga sehat selalu Aamiin Yra.

    • Terimakasih kembali untuk anda bung Bimbo.
      Semoga kesehatan dan keberkahan senantiasa dilimpahkan kepada anda dan keluarga selalu.
      Salaam… ^_^

  6. salam hangat utk @Bung Nam dan semua kawan2 Patga…
    btw, berarti Peter itu bukan Snowden ya Bung Nam?
    mksudnya kerjasam dgn Indonesia itu bagaimana ya?
    trims, d tnggu klanjutannya Bung, ojo suwe suwe…
    hehe…
    Hiduplah Indonesia Raya !

    • Peter bukan Snowden bung Ken Door. Snowden lain lagi ceritanya.
      Kerjasama dengan NKRI ya mustinya sih ada. Saya juga tidak tahu pasti kok. 😉
      Siaap bung. Di tunggu ya kelanjutannya.
      Hiduplah Indonesia Raya !

  7. wiss ra sabar…semoga makin seru dan menegangkan…cuma..mesti nunggu episode 23….hmmm kira2 kapan ya..abis lebaran deh

  8. trima kasih @Bung Nam sdh mnjwab prtnyaan saya…
    artikel pling2 d tggu2 nih bung Nam, Navajo dan hoax corner, mnggu informasi terbaru perkmbangan NKRI…
    oiya kalo ktemu Bung Trahlor nitip salam aja , ditunggu klanjutan Honduras Scriptnya…
    hehehe, trima kasih bnyk , jaya selalu Indonesiaku, Indonesia Raya !
    Hiduplah Indonesia Raya !

Leave A Reply