Lirik Kuno Navajo (19) : Pelarian

23

Lirik Kuno Navajo (19) : Pelarian
==================================
—————————————————————————————

arman29
BRAAKKK!!!

Tuan Rubinstein memukul mejanya. Dia sangat marah. Belum selesai masalah yang terjadi pada sistem di laboratorium, kini dia mendapat kabar bahwa orang yang bertanggung jawab atas kerusakan itu berhasil meloloskan diri.

“Kalian ini sekumpulan orang-orang terlatih atau hanya anak-anak pramuka?”, teriaknya marah di hadapan pimpinan tim Pratorian yang melaporkan situasi saat itu.
“Dapatkan kembali Navajo itu! Hidup-hidup! Kerahkan semua kemampuan kalian!”

Sebuah helikopter Loaches pun segera mengudara dari kabin tuan Rubinstein di Toppenish. Di awaki oleh seorang pilot yang membawa seorang navigator dan dua penembak, helikopter itu mencari sinyal beacon yang dipancarkan dari Hummer yang dibawa lari oleh Peter.
—————————————————————————————

Sambil memacu Hummer yang dicurinya, Peter memastikan bahwa Otto memang telah mati dengan memegang denyut lehernya. Dia melihat bahwa Otto juga memiliki radio komunikasi di saku jaketnya. Peter juga memperhatikan keadaan dalam kabin kemudinya. Di bagian penyimpanan kabin depan terdapat lampu senter, peta dan juga GPS portabel. Ketika melihat charger listrik, Peter segera terpikir untuk mencharge telepon selulernya. Dia akan menelepon istrinya Shannon dan kakaknya Alex untuk mengabari keadaannya yang sedang genting. Namun Peter tidak bisa begitu saja berhenti karena dia sadar bahwa pihak Praetorian pasti sedang mengejarnya. Sambil menjaga kecepatan mobil yang dibawanya, Peter juga berusaha sebaik mungkin agar Hummer tersebut tidak sampai tergelincir di tengah licinnya salju tipis yang menutupi jalanan. Pengalamannya dalam banyak ekskursi di alam liar memberikannya kemampuan yang baik dalam mengemudikan mobil itu.

Ketika melihat area hutan yang cukup lebat di sisi jalan pada sebuah pertigaan, Peter memutuskan untuk bersembunyi dan berhenti sesaat di situ. Dia kemudian membelokkan mobilnya masuk diantara pepohonan yang bisa menutupi badan mobilnya. Peter kemudian melompat turun keluar dari ruang kemudi. Ketika menjejak tanah, dia merasakan kakinya semakin terasa sakit namun masih bisa ditahannya.

“Aduh!”

Peter meraba kakinya untuk merasakan jika ada bagian yang membengkak. Dia tidak merasakan ada perubahan namun rasa sakit tersebut tidak hilang, bahkan bertambah.

“Apa yang telah disuntikkan Otto? Jika ini adalah racun maka harus aku buang atau sumbat peredarannya.”

Namun menyadari tidak banyak waktu yang dimilikinya dan juga karena Peter masih mampu menahan rasa sakit tersebut, Peter membiarkan saja lalu berlari ke arah jalan. Dia memeriksa untuk memastikan bahwa tidak ada jejak roda yang terlihat di jalanan. Sebagai seorang Navajo yang pernah mempelajari keahlian melacak maupun menyembunyikan jejak dari salah satu tulisan leluhurnya yang disimpan Alex, Peter menyadari bahayanya jika jejak rodanya sampai terlihat. Dengan senter yang didapatkannya dari mobil, Peter memperhatikan keadaan jalan menuju arah tempat mobilnya disembunyikan. Karena tipisnya salju maka jejak yang terlihatpun tidak begitu jelas. Apalagi saat itu sedang turun hujan salju tipis yang menyebabkan jejak tersebut akan semakin samar.

Peter kemudian kembali ke Hummer itu untuk mengambil telepon selularnya. Alat komunikasi miliknya tersebut berada di dalam tasnya yang diletakkan di bagian bagasi belakang. Sebelumnya, Peter juga menggeser jenazah Otto ke baris kedua kursi dan mengambil radio komunikasinya. Peter bergegas ke bagian bagasi dan menarik tasnya. Sewaktu menarik tasnya, sebuah kontainer besi ikut tergeser. Kontainer itu tampak penuh goresan akibat gesekan di ruang bagasi namun tetap terkunci dengan rapat. Dari bentuknya, Peter mencurigai kontainer tersebut merupakan tempat penyimpanan senjata. Dia berpikir sejenak perlukah dia membuka kontainer tersebut dan memanfaatkan isinya sebagai perlindungan. Dia juga memikirkan dengan apa dia bisa membuka kontainer tersebut. Namun ditengah upayanya mencari ide, Peter terpaku sejenak ketika mendengarkan komunikasi diantara para Praetorian dari radio komunikasi milik Otto yang dipegangnya.

“…mungkin kendaraan itu rusak setelah menabrak rusa tadi.”
Nampaknya itu adalah suara Hans, Praetorian yang menembak Tawfeeq.
“Seberapa parah tabrakan tadi? Semoga bukan karena beacon-nya yang rusak.”, jawab suara yang lain.
“Saya yakin tidak. Sudah seberapa dekat kalian?”
“Keadaan gelap dari atas sini. Hujan salju ini juga sedikit menyulitkan. Mungkin 4 – 7 menit lagi.”
“Akan lebih sulit lagi jika Axe-Man lari meninggalkan mobil itu.”

arman28

Beacon? “Dari atas sini”? Berarti ada helikopter yang melacak alat yang terdapat dalam mobil ini. Peter dengan cepat menyimpulkan bahaya yang sedang mendekatinya. Jika menyimak pembicaraan para Praetorian itu nampaknya beacon yang mereka lacak ada di bagian depan mobil. Segera dia berguling dan menggeser dirinya ke bawah mobil. Dengan senter, dia segera menemukan sebuah alat yang nampaknya bukan bagian alami dari mobil. Alat itu berkedap-kedip dan memang nampaknya seperti pemancar mini. Ternyata alat tersebut ditempelkan dengan magnet dan dilengkapi semacam perekat yang kuat. Dengan sepenuh tenaga Peter lalu mencabutnya. Dia berguling keluar dan akan melemparnya jauh-jauh. Namun ketika didengarnya ada suara truk yang akan melintas dengan pelan, Peter membatalkan niatnya melempar alat itu dan memikirkan untuk mencoba cara lain.

********

“Axe-Man bergerak lagi. Dia bergerak ke arah Tenggara di persimpangan East Creek.”
“Copy that. Aku tahu kemana arahnya. Ikuti aku. Kita turun ke creek untuk memotong jalannya.”
“Berapa dalam creek itu?”
“Bagian yang akan kita lewati hanya setinggi 30 cm. Masih dibawah batas aman.”

********

Setelah melemparkan beacon yang dicabutnya dari Hummer yang dicurinya ke atas sebuah truk yang melintas pelan di jalanan, Peter terduduk sebentar menahan rasa sakit di kakinya. Rasa sakit itu bukan saja bertambah namun juga telah menjalar ke pahanya.

“Aku harus lakukan sesuatu. Aku harus mengikat kaki ini untuk menghambat peredarannya.”

Peter menguatkan dirinya untuk bangkit. Kembali dia bergegas ke arah mobil dan membuka bagian belakangnya. Peter pun segera mengeluarkan telepon genggam dan chargernya. Dia juga mengeluarkan handuk kecil miliknya dan mengikatnya dengan kuat sedikit diatas bagian kakinya yang sakit. Ketika selesai, Peter merapikan kembali barang-barang dalam tasnya termasuk diantaranya catatan rahasianya. Setelah itu dia segera bergerak untuk kembali ke bagian depan mobil. Namun ketika Peter mencoba berlari, dia merasakan kakinya seperti keram, nyeri dan kesemutan.

“Aarrghhh…aduh!”

Sejenak keseimbangannya terasa goyah namun dipaksakannya untuk tetap bergerak. Dengan bersusah payah, Peter kembali ke ruang kemudi. Sambil mulai mencharge telepon genggamnya, Peter mengembalikan senter yang dipegangnya ke ruang penyimpanan. Saat itu Peter memperhatikan kembali alat GPS portabel yang berada di dalamnya. Di dorong oleh rasa penasaran, Peter kemudian menyalakan alat itu dan melihat angka koordinat yang ditampilkan oleh alat itu. Dia kemudian menyadari sesuatu dan sebuah ide berkelebat di dalam pikirannya.

“Ternyata sudah dekat. Aku bisa memanfaatkan alat ini.”

Sambil terus mendengarkan komunikasi di antara para Praetorian, Peter pun keluar dari persembunyiannya di pepohonan itu dan terus memacu Hummer yang dicurinya ke arah Pajarito. Namun Peter tidak mengikuti persis perjalanan balik ke arah laboratorium. Belum sampai ke lokasi petunjuk jalan yang dilihatnya tadi, Peter telah membelokkan mobilnya di sebuah pertigaan. Di saat itulah dia mendengar kekagetan Praetorian bahwa mereka telah mengikuti kendaraan yang salah.

********

“Axe-Man telah menipu kita. Dia melempar beacon-nya ke sebuah truk.”
“Apa??? Darimana dia mengetahui ada beacon di mobilnya?”
“Mungkin dia telah memonitor pembicaraan kita. Jalur ini sudah tidak aman. Koordinasi ulang jalur komunikasi. Gagak Satu keluar dari frekuensi ini. Over and Out!”
“Copy that.”

********

Di sebuah posisi, Peter kemudian melambatkan mobilnya. Dalam kegelapan malam, dia memperhatikan dengan seksama area jalanan dan jurang disisinya dengan bantuan senter.

“Ya. Ini titik temunya. Sudah belasan tahun berlalu dan banyak perubahan, tapi aku masih bisa mengenalinya.”

Peter pun berbelok meninggalkan jalan raya dan mulai menuruni hutan-hutan di lereng tersebut. Dengan kondisi satu kaki yang semakin terasa sakit, Peter agak sulit untuk mengerem kendaraannya. Perjalanan Peter melintasi hutan itu terasa semakin berbahaya ketika di kejauhan dia mendengar suara helikopter mendekat. Peter pun mematikan lampu untuk menyulitkan pencarian mereka. Namun Peter tidak mengurangi kecepatan kendaraannya walau berpacu ditengah-tengah pepohonan. Keahliannya mengemudi dan berpetualang di alam sangat membantu situasinya saat itu. Sementara itu, alat GPS portabel yang menjadi acuannya menunjukkan bahwa dia semakin dekat dengan kordinat yang di tujunya.

Titik yang menjadi tujuannya adalah sebuah kordinat yang sangat diingatnya ketika membantu Alex belasan tahun lalu. Sebuah titik kordinat tempat dia pernah berencana akan melamar siapapun wanita yang akan dinikahinya. Niat itu urung terlaksana karena dia kemudian meminang Shannon ditempat lain. Namun titik kordinat tersebut masih diingatnya dengan jelas. Peter berencana untuk menyimpan catatan penting itu di kordinat tersebut. Tidak ada yang tahu titik itu selain Alex kakaknya dan anaknya Martin. Alex mungkin tidak akan mengingatnya dengan baik karena waktu itu dia tidak menganggapnya serius. Namun Martin putra Alex dan juga keponakan Peter mengetahuinya dengan baik karena Peter pernah bercerita sekelumit tentang sejarah hubungannya dengan Shannon yang diantaranya juga adalah kisah tentang kordinat itu.

arman27

Akhirnya di dekat sebuah sungai, Peter menghentikan kendaraannya. Dia turun dan kembali ke bagian bagasi mobil. Rasa nyeri di kakinya memang belum hilang namun ikatan kuat diatas bagian yang nyeri itu mampu mengurangi rasa sakitnya di bagian pahanya. Dia mengambil catatan-catatan penting di tasnya dan lalu berlari menaiki bukit di dekatnya. Sambil terus memperhatikan angka-angka yang ditunjukkan oleh GPS yang dipegangnya, Peter menuju ke sebuah titik. Itu adalah titik kordinat yang pernah dicatatnya belasan tahun lalu. Titik kordinat itu dirasakan istimewa karena memuat angka tanggal lahirnya. Dari titik kordinat itu juga pantulan sinar matahari sore akan menyiratkan lambang hati pada kedua lembah di sebelahnya. Karena itulah Peter pernah memiliki ide untuk melamar siapapun calon istrinya di tempat itu.

Di atas bukit itu, Peter lalu menggali tanah di bawah lapisan salju yang menutupinya dengan sebatang potongan kayu yang telah dibelah dua agar memiliki sisi yang tajam. Dengan plastik yang dirobeknya dari jok mobil Hummer yang dibawanya, Peter lalu membungkus catatan pribadinya yang juga memuat disket berisi virus yang menghancurkan data di lab. Setelah itu dia meletakkannya ke bagian tanah yang digalinya lalu menguburkannya kembali. Peter mengambil beberapa buah batu sebagai penanda. Dirasakannya belum cukup, Peter juga menorehkan tanda khusus pada dua buah pohon yang mengapit lokasi itu.

“Aku tidak tahu berapa lama kamu baru akan menyadarinya Martin, tapi semoga tanda ini masih ada dan kamu bisa melihatnya nanti.”

********

“Jadi sekarang kalian benar-benar kehilangan dia?”, teriak tuan Rubinstein sangat marah.
“Dia lebih cerdas dari yang kami duga tuan.”, jawab pimpinan tim Pratorian dengan gugup.
“Tentu saja dia jauh lebih cerdas dari sekumpulan orang dungu seperti kalian! Karena itulah dia bisa bekerja di laboratorium kita!”
Rubinstein menyambung kemarahannya, “Sekarang kalian tunggu saja! Saya akan memanfaatkan asset yang lebih berdaya guna.”

Tuan Rubinstein pun mengangkat telepon dan setelah dijawab oleh pihak di seberang, tuan Rubinstein menginstruksikan sesuatu.

“Aktifkan seluruh echelon. Siagakan di grid selatan. Fokus pada Los Alamos. Apapun tanda keberadaannya kabari saya.”

Setelah menutup teleponnya, Rubinstein bergumam pelan “Oke. Navajo-man… kamu tidak akan bisa bersembunyi selamanya. Kami pasti akan menemukanmu!”

********

Wah… karena bakal ada pencarian besar-besaran, jadi terpaksa serial ini bersambung disini. Eh gak nyambung ya?
:v

Ya udah tunggu aja sambungannya ya…
🙂
By Patsus Namraenu
Gambar by Google dan Patsus Dede Sherman

Share.

23 Komentar

  1. mantab sekali, makin deg2an, kalo bisa jgn lama2 bung Nam, hehehe…
    ga sabar nih , kalo bisa juga mau nanya bung, ini kira2 crita siapa ya karakternya di dunia nyata?
    mgkin bisa sdikit ksh bocoran bung tntang Aktor sbnarnya, hehe…
    trima kasih bung, Hiduplah Indonesia Raya !

  2. PEJOEANG NKRI on

    request join formation Sir
    mantap banget artikel nya Patsus Namraenu… lumayan panjang tp ending nya bikin selalu penasaran, ditunggu update nya Bung ,,, hehe 🙂

  3. Mantap bung nam…di tunggu..lnjutn serinya..bung nagasamidra d tggu jg kmpulan serinya dlm btk novel

  4. Bakulo Wajaro on

    Hehehhehe… Ijin nyimak bung .. Sehat selalu bung Nam dan bung Ns dan segenap patsus..
    Adios amigos lanjutanos ojos lamos lamos..

  5. wah tambah seru…beacon itu bs menunjukkan sinyal smpe jarak brp km ya? dan yg disuntikkan itu….

  6. Juossss patsus namraenu…… selamat anda berhasil memainkan perasaan he he he

    Kepada patsus dan anggota patga, sebwntar lagi puasa. Saya mohon maaf lahir bathin atas segala salah dan khilaf. Mohon maaf jika tidak bisa menyebut satu persatu….

    Salam patriot

  7. Ketika Saat Nya Tiba on

    Asikkk..mulai tambah seru dan tambah penasaran..tks bung nam,,lanjutan nya jangan lama2 yahhh…hehehehe..

  8. jawabannya pasti abis lebaran….kira2 bisa ditemukan atau tidak itu arsip yang di simpan di titik koordinat tgl lahirnya…semoga ada di episode berikutnya…semakin seru…

  9. Rekan-rekan sekalian, maaf ya yang edisi ini saya tidak sempat balas satu per satu berhubung satu dan lain hal. Untuk pertanyaan-pertanyaannya saya jawab di sini saja ya :

    Untuk bung Ken Door : Aktor yang persis seperti dalam cerita tidak ada bung tapi ini merupakan rangkaian dari “pengalaman” beberapa individu yang kemudian dirangkum dalam bentuk rangkaian cerita di serial ini.

    Untuk bung Syamsul : Beacon itu dengan bantuan satelit yang mereka miliki bisa menunjukkan lokasi yang sangat jauh bisa mencapai 100 km lebih. Sedangkan yang disuntikkan itu adalah cairan untuk menghentikan kerja jantung sehingga tampak seperti serangan jantung. Awalnya cairan itu akan disuntikkan setelah Peter dan Tawfeeq selesai membereskan masalah di lab namun rencana itu sudah berantakan duluan.

    Untuk bung Lone_Wolf : Anti-nya ya? Hehehe… 😀

    Untuk bung Andri : Mohon maaf lahir bathin juga ya bung. Salam patriot.

    Untuk bung Timur Nusa Kambangan : Begitulah bung. Di bagian-bagian berikutnya akan terlihat kehebatan suku Navajo dalam mengatasi masalah yang ditimbulkan pemerintahan kulit putih.

    Untuk bung Benhut : Sayangnya tidak bung. Lebih jelasnya ada di sambungannya yang sudah tayang ya.

    Untuk bung Mlogic05 : Di tunggu saja ya. Tapi di episode berikut yang sudah tayang bukan tentang itu bung. Masih soal pelariannya Peter. Silahkan disimak ya.

    Untuk bung Jhons : Terimakasih bung. Untuk artikel lain bisa ditanyakan ke bung Naga Samudera.

    Untuk bung Yuda, bung Sikumbang, bung Pejoeang NKRI, bung Putra Lembah Tidar, bung Den Bagus Yanto, bung Wong Ghoib, bung Ady, bung Bakulo Wajaro, bung Kasamago, bung Ragnar, bung Ketika Saat Nya Tiba, bung Renno PN, bung Asbun dan bung-bung lainnya : Terimakasih kembali ya bung-bung semuanya. Sambungannya sudah tayang kok. Salam PatGa dan Salam Indonesia Jaya.

    Juga saya ucapkan selamat berpuasa bagi rekan-rekan yang menjalankan ibadah puasa Ramadhan.

    Salaam…. ^_^

Leave A Reply