Demokrasi Dengan Voting, Kapustanas: Membinatangkan Manusia
Kepala Pusat Studi Ketahanan Nasional Universitas Nasional, Iskandarsyah Siregar, menyatakan bahwa anggota dewan legislatif yang duduk di MPR, DPR, DPRD, atau DPD sejatinya adalah wakil rakyat. Jadi agenda yang dibawa oleh tiap-tiap anggota dewan adalah demi kepentingan rakyat bukan untuk partai atau kelompok. “Basis ideologi bapak ibu disini adalah Pancasila. Jadi kebenaran yang diusung adalah menurut Pancasila. Bukan kebenaran menurut partai apalagi hanya sesuai selera ketua umum. Haram hukumnya Anda menjalankan agenda partai atau menjalankan instruksi ketua partai setelah duduk di rumah rakyat. Karena Anda sudah jadi wakil rakyat bukan wakil partai.”, demikian papar Iskandarsyah saat menjadi keynote speaker pada acara bimbingan teknis untuk DPRD Cimahi kerjasama dengan Universitas Nasional dan BPSDM Kementerian Dalam Negeri (30/1/2017).
Iskandarsyah juga mengatakan bahwa setiap anggota dewan berkewajiban untuk menjalankan tugas sesuai dengan konsep Pancasila. Contoh implementasinya adalah dengan mengambil tiap keputusan melalui musyawarah bukan dengan voting. Karena sistem voting sejatinya adalah mendeskreditkan manusia. Seolah manusia yang menjalankan voting itu hanya bisa berbunyi atau bersuara tapi tidak bisa menyatakan argumen atau pendapat. Dengan demikian Demokrasi dengan voting sama dengan membinatangkan manusia. “Kalau hanya suara yang dihitung, mungkin suatu saat nanti anjing pun bisa ikut memutuskan arah kebijakan negara ini. Karena anjing pun bisa bersuara. Tapi anjing tidak bisa menyatakan pendapat. Karena pendapat muncul dari hasil rasa dan karsa yang hanya dimiliki oleh manusia yang beradab.”, tambah Iskandarsyah.
Pancasila Center Minta Kembalikan Sistem Majelis dalam Pilkada
Dengan Demikian Nilai-Nilai Pancasila Bisa Ditegakkan
Untuk menjawab persoalan kebangsaan yang terjadi di tanah air pada akhir – akhir ini, Pancasila Center dalam pemaparannya usai melakukan musyawarah dengan para tokoh nasional, menekankan pentingnya dikembalikannya sistem majelis dalam pemilihan kepala daerah atau kepala negara seperti yang pernah dilakukan di masa lalu. Dengan demikian nilai-nilai Pancasila bisa ditegakkan.
Demikian pernyataan Kepala Pusat Studi Ketahanan Nasional Universitas Nasional Iskandarsyah Siregar dalam acara musyawarah nasional, di Jakarta, Jumat (10/2).
Yang jadi masalah utama di negara ini, lanjut Iskandarsyah, bukanlah oknum tetapi sistem.Termasuk ketika sistem pencarian kepala daerah melalui Pilkada yang merupakan produk demokrasi liberal, maka siapapun yang terpilih tidak akan menghasilkan kebaikan bagi bangsa dan negara. Hal ini disebabkan karena demokrasi yang dijalankan selama ini sangat bertentangan dengan Pancasila yang mengamanahkan sistem majelis.
“Yang terpenting bagi kita adalah memahami bahwa Pancasila adalah teknologi, bukan semata filosofi. Termasuk dalam pembentukan suatu produk hukum haruslah sejalan dengan Pancasila. Apakah voting sejalan dengan prinsip musyawarah untuk mufakat? Apakah layak partai politik menggantikan peran majelis perwakilan? Disinilah salah satu letak penghianatan kita terhadap Pancasila,” ujar Iskandarsyah
Dalam kesempatan yang sama Slamet Subijanto, mantan Kepala Staf Angkatan Laut era presiden Susilo Bambang Yudhoyono menambahkan, dalam situasi kritis dan genting ini seluruh komponen masyarakat harus bersama-sama menegakan kembali Pancasila sebagai satu-satunya ideologi sah yang boleh dipakai sebagai alat berbangsa dan bernegara. Dengan demikian maka segala permasalahan sosial politik, ekonomi moneter, ataupun lingkungan dan sumber daya alam akan otomatis terselamatkan.
“Dalam berbangsa dan bernegara, berkiblatlah pada kebenaran menurut Pancasila bukan menurut orang atau kelompok tertentu sebagaimana dalam beragama kita harus mengikut pada firman Tuhan dalam kitab suci, bukan kepada pemuka agamanya,” kata purnawirawan yang saat ini memimpin Majelis Kebangsaan Panji Nusantara.
Untuk mensosialisaikan hasil musyawarah ini, Pancasila Center akan mengajak berbagai elemen yang ada dimasyarakat. Agar bagaimana nilai-nilai Pancasila tetap dilestarikan sehigga mampu dijadikan ketahanan nasional dalam menghadapi segala persoalan yang ada selama ini (yul)
14 Komentar
klo yg berkuasa melanggar…
Sehat selalu Bapak Laksama…., tanpa lelah berjuang demi tegaknya Pancasila… kami hanya bisa membaca, melaksanakan, mengajarkan pada lingkup rumah dan berdoa ..” Semoga para Patku, Patsus, dan Patriot Garuda selalu diberikan kesehatan, perlindungan dan kekuatan dalam melaksanakan tugasnya….
Cerahkan kami dan generasi kami akan falsafah Bangsa demi kejayaan Nusantara.
Bung Naga Samudra bolehkah minta nomer yg bisa di hubungi atau email yg bisa menghubungkan saya dengan nara sumber utk membuat dialog kebangsaan di tempat kami. di Bogor
Terima kasih
Kontak kami Wa 085731751777
Lihat VIDIO di you tube.. saat aksi bela islam 114 .. Anonimus dan INTELIGEN bekerja sama untuk mem FITNAH ULAMA DAN UMAT ISLAM.. kami semua sudah tau bahwa AHOK DI LINDUNGI… menangis hatiku dimana JENDRAL pasti tau tapi tidak bisa berbuat apa2… DEMI ALLAH.. sudah tidak ada yg kami percaya lagi pada lembaga negri ini. Tinggal menunggu WAKTU IMAM MAHDI MENGHABISI kalian wahay manusia manusia laknat !
Tujuan dan harapan dari Pemilihan Langsung hingga kini sulit terwujud, kecuali praktik demokrasi yg bkan berasal dari falsafah asli negeri ini.
Alhamdulillah. Makin banyak yg mendukung. Mudah2an segera terwujud sebelum ajal menjemput. Amin. Salam patga & patku semua.
Kepala negara sama kepala pemerintah aja sama… Raja dan Patih masak orang yg sama…??? apa ga salah ttu… Kalo mw revolusi ea total… Sistem bernegara, sistem pemerintahan, n hukum harus dimusyawarahkan lagi oleh sesepuh yg negarawan… Bukan politisi…. Negara kog seperti perusahaan… Yg dihitung Untung rugi… N harus nurut sama yg punya saham.. 9 naga… Bangsa INDONESIA Masih Ada, Tapi Negara INDONESIA ????
“Kalau hanya suara yang dihitung, mungkin
suatu saat nanti anjing pun bisa ikut
memutuskan arah kebijakan negara ini.
Karena anjing pun bisa bersuara. Tapi anjing
tidak bisa menyatakan pendapat. Karena pendapat muncul dari hasil rasa dan karsa
yang hanya dimiliki oleh manusia yang
beradab.”, tambah Iskandarsyah. Hanya bisa berdoa agar negeri ini selalu diberikan rahmat dan selalu diberikan lindungan oleh Allah S.W.T dari orang-orang yang ingin berbuat kehancuran sekaligus menghancurkan negeri tercinta indonesia Raya SAVE INDONESIA_RAYA_TERCINTA
““Yang terpenting bagi kita adalah memahami bahwa Pancasila adalah teknologi, bukan semata filosofi. Termasuk dalam pembentukan suatu produk hukum haruslah sejalan dengan Pancasila. Apakah voting sejalan dengan prinsip musyawarah untuk mufakat? Apakah layak partai politik menggantikan peran majelis perwakilan? Disinilah salah satu letak penghianatan kita terhadap Pancasila,””
pancasila adalah falsafah hidup bagi bernegara, dan berbangsa…artinya dasar pemikiran dalam segala aspek nya adalah pancasila.
pancasila juga sumber segala sumber hukum utk UU dan hukum bawahanya…pancasila juga sebagai ideologi negara dan bangsa dalam mencetuskan semua ide2 yg berkaitan dg poleksosbud hankam utk masa depan maupun sekarang.
Kalau pancasila adalah sebagai teknologi saya kok belum paham.
setahu saya pancasila adalah suatu system atau suatu teknik sedangkan teknologi adalah behubungan dg alat…
Betul… Saya juga heran… Dan lagi beliau bilang ” Anjing pun bisa ikut memutuskan arah kebijakan negri ini, karna anjing pun bisa bersuara”, heran kok cara berfikirnya begitu???tapi ya sudahlah…. Saya masih inget kata2 seseorang yg mengatakan “jgn ditelan bulat2”, jd semua kembali pada diri kita masing2 memanggapi semua artikel di patga…
Dan para sepuh disini juga sering bilang bahwa “semua media hampir tdk bisa dipercaya”
coba tolong dikurangi komen yang ngutip pernyataan dari artikel yang sedang dikomen…..apalagi klo yg ujungnya cuma berakhiran semoga dan berdoa…..udah panjang ngutipnya malah gak ada opini dari pemikiran sang pengkomen….maaf sekali lagi klo kurang berkenan….
Salam…
Ok bung MAAF, tapi apakah tidak diperkenankan bagi dan untuk saya berdoa, agar negeri ini terhindar dan jauh dari bratayudha serta goro goro, dan salahkan jikalau saya mengutip artikel tersebut, jikalau saya bisa memaknai kutipan tersebut, oleh karna itu mengapa saya lebih baik berdoa.
Saya pribadi lebih banyak belajar dan diberikan pelajaran oleh patriot garuda.
Bagaimana dalam menanggapi kondisi bangsa saat ini agar lebih arif dan bijaksana dan belajar menyikapi segala sesuatunya dengan kehati-hatian.
Seperti yang sering saya baca dari artikel Patriot Garuda BAIK dari bung Ns, bung Ps bung Nr dan narasumber yang lain.
Sekali lagi saya mohon dan meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh Admin dan anggota Patriot Garuda jikalau saya telah menyalahi aturan disini, tidak lain dan tidak bukan adalah kebodohan saya pribadi dan untuk bung MAAF salam kenal dari saya KBP maafkan atas kebodohan saya.