APAKAH AGAMA MENJADIKAN MANUSIA TERJAJAH?

14

APAKAH AGAMA MENJADIKAN MANUSIA TERJAJAH?

(Sebuah tanggapan atas tulisan Marina Mahathir)

 

Arti-Lambang-Pancasila-Sila-Pertama

Oleh Ir. Jusuf Mahdi, MM.

Manusia di Nusantara bahkan di penjuru lain dunia ini sejak dahulu kala secara naluriah dan alamiah menyadari bahwa dirinya lemah, tak berdaya dan pasti ada kekuatan lain yang maha kuasa atas hidup dan kehidupannya. Dalam pencarian bathiniahnya manusia mengakui kekuatan yang ada di alam semesta, batu-batu, pepohonan besar dll yang dipercayainya memiliki kekuatan besar yang dapat mengatur hidupnya. Maka timbullah animisme, yang disertai ritual-ritual tertentu, yang kadang disertai pengorbanan manusia yang menurut mereka terpilih untuk dijadikan korban kepada sang penguasa alam.

Hal tersebut adalah wajar, sebab sejak saat diciptakannya manusia, Adam dan Hawa, mereka sudah tunduk kepada penguasa dirinya dan alam semesta, tunduk kepada aturan dan larangannya, tunduk kepada Allah Swt sebagai Tuhannya yang Maha Kuasa, penentu segalanya. Inilah dasar adanya naluri berketuhanan pada diri manusia
Juga sudah ada reward and punishment sebagai aturan baku bagi diri manusia, dimana karena melanggar aturan Allah Swt, Adam dan Hawa diusir dari surgaNya.

 

 

Dengan perkembangan waktu dan jaman, anak manusia keturunan Adam dan Hawa bertebaran di muka bumi, dan termasuk ke benua Atlantis, dimana ilmu pengetahuan, peradaban dan teknologi serta budaya manusia yang menempati benua ini sangatlah maju dan tinggi. Namun mungkin dikarenakan bangsa Atlantis ini menyalahi petunjuk, aturan dan larangannya Allah, maka oleh Allah benua beserta isinya ditenggelamkan, dan tersisa jajaran kepulauan Nusantara yang gemah ripah loh jinawi, semua sumber daya alam ada, yang tidak ada ditemui ditempat lainnya, sehingga Nusantara ini disebut bagian kecil surga Allah yang ditempatkan Nya dimuka bumi.

Pusat sisa peradaban dan teknologi serta budaya Atlantis ini berada di pulau Jawa, dan terbukti dari penemuan kapal nabi Nuh, ternyata bahwa bahan kayu kapal tersebut adalah kayu jati yang berasal dari kayu jati Jawa. Tentunya timbul pertanyaan, bila nabi Nuh berada di jazirah Arab, bagaimana dia menyiapkan bahan kapalnya yang butuh kayu jati Jawa banyak sekali, bagaimana memotong dan membawanya kesana yang jaraknya jauh?? Apa nabi Nuh berasal dari keturunan Adam dan Hawa yang menghuni benua Atlantis?? Apakah banjir besar yang menenggelamkan benua Atlantis tersebut adalah untuk ummat nabi Nuh yang ingkar terhadap Allah Swt.?? Saya tidak berandai-andai tentang itu, tetapi bukti Ilmiah telah membuka misteri kapal nabi Nuh tersebut.

Kembali ke masalah naluri berketuhanan pada manusia, maka dengan perkembangan waktu, timbullah agama, sebagai dasar utama fondasi kerokhanian bathiniah manusia yang mengakui dan harus tunduk pada ketentuan dan aturan serta hukum Allah.
Diturunkannya oleh Allah, para nabi dan rasul yang membawa ajaran agama kepada suatu kaum, adalah disesuaikan dengan situasi, kondisi, kecerdasan pemikiran dan pola laku suatu kaum, agar kaum itu dapat menata hidup dan kehidupannya dijalan Allah. Namun pada perkembangan selanjutnya karena Allah menilai bahwa kecerdasan manusia akan lebih tertata baik, diturunkanlah nabi Muhammad SAW, sebagai nabi dan rasul yang terakhir, dimana agama Islam sebagai agama yang terakhir bagi manusia dan sebagai rakhmatNya bagi seluruh alam (Rakhmatan lil alamiin).

Apakah adanya agama menjajah mental spiritual suatu bangsa?? Apakah dengan beragama itu manusia diperbudak, budayanya direndahkan atau dilecehkan, dlsb.?? Cobalah lihat, bahwa aturan agama, yang datang dari manapun, agama apapun, TIDAK merubah jati diri suatu kaum / bangsa, sebab peradaban dan budaya suatu bangsa adalah sesuai dengan kondisi geografis dimana bangsa itu tinggal. Apakah disaat agama Hindu datang ke Indonesia lalu bangsa menjadi ke India-indiaan?? Ketika Buddha datang ke Indonesia lalu bangsa menjadi ke Cina-cinaan atau ke Thailand-thailanan?? Juga agama Kristen, apakah bangsa menjadi ke Kristen-kristenan?? Ketika agama Islam datang, apakah bangsa menjadi ke Arab-araban?? Apakah dengan datangnya agama-agama itu lalu kita menjadi kebarat-baratan, keindia-indiaan, kecina-cinaan, kearab-araban, dlsb?? Ternyata peradaban dan budaya asli bangsa Indonesia tetap kokoh tidak tergerus oleh pengaruh yang datang dari luar. Kalaupun ada pengaruhnya, itupun sedikit, malahan menjadi perkayaan budaya bangsa Indonesia, misalnya dibidang kuliner, bidang seni budaya dlsb.

Akidah dari agama memberikan perkuatan terhadap moralitas dan mentalitas manusia, sebab agama mengatur laku dan pikiran manusia yang harus melakukan kebajikan, kebaikan dan kebenaran sesuai ketentuan dan hukum Allah.

Pengaruh agama terhadap manusia pasti ada, tetapi karena manusia dikaruniai Allah kelebihan berupa akal, pikiran dan hati nurani, yang tidak dipunyainya makhluk ciptaanNya yang lain, maka manusia bisa memilih apa yang terbaik bagi dirinya dan untuk meraih kriteria sebagai manusia yang mulia, dalam ridho, rakhmat dan barokah Allah Swt.

Kalau ada kasus yang menyangkut agama, itu yang salah bukan ajaran agamanya, tetapi dari pola pikir, pola sikap dan pola tindak manusia sendiri yang tidak mencermati dan memahami inti dan essensi nilai-nilai luhur agamanya, menjadikan nilai agama ditafsirkan untuk kepentingannya yang kebanyakan cenderung kepada keduniawian.

Maka pahamilah nilai-nilai luhur, inti dan essensi ajaran agama sehingga kita benar-benar beragama dengan keyakinan yang cerdas, berketuhanan, berperikemanusiaan dan berkeadaban dalam laku yang arif, bijak dan penuh syukur kepada Allah Swt atas segala karunia, rakhmat, nikmat, barokah dan hidayahNya kepada kita.

arman44

Semoga kita menjadi Insan hamba Allah yang akan mendapat karunia surganya kelak, dan dunia ini adalah sementara, yang gemerlapnya tidak bisa dibawa menghadapNya nanti.
oleh : Kolonel Laut (purn) Ir. Jusuf Mahdi, Visionary Strategical Spiritual Nation Character Building Center, Surabaya, 12052019.

Share.

14 Komentar

  1. Di ambil dari kultwit @Fahrihamzah

    Dalam zaman Fitnah ini, agama sering dituduh menganjurkan pertumpahan darah. Padahal, kita menyaksikan secara telanjang nyawa tumpah dan negara abai memberikan perindungan. Bahkan untuk memberitahu penyebabnya pun negara abai. Masihkah kita menuduh agama sebagai teroris?

    Sekarang saya semakin melihat dan percaya, bahwa Negaralah biang kerok terorisme. Agama hanyalah tertuduh yg difitnah. Terorisme dibuat oleh negara untuk kepentingan negara. Agama hanya dijadikan dalih seolah agama permisif atas terorisme padahal negara produsennya.

    Dan kita menyaksikan dalam sejarah, agama-lah yang mengajarkan nilai cinta dan persaudaraan. Tapi negara datang dengan politik, permusuhan dan perang. Negara memicu industri senjata dan bersekongkol menciptakan pasar. Jadilah agama sebagai kambing hitam.

    Politisi di negeri ini harus waspada, jangan sampai kita menjadi pasar senjata bagi terorisme yang menghantui lalu menjadi pasar narkoba bagi anak muda kita. Dan semua itu diselenggarakan secara korup. Maka, Korupsi, terorisme dan narkoba menjadi rangkaian bisnis.

  2. Hubungan antara Nusantara dengan sejarah dunia memang menarik, karena bisa jadi Nusantara dulunya adalah pusat peradaban dunia sebelum banjir besar. Ini juga yang membuat profesor Arysio Santos membuat penelitian selama 30 tahun dan akhirnya mendapat kesimpulan: Atlantis ada di Nusantara. Meski ada yg menyangkal penelitian prof. Santos, perlu diketahui beliau bukanlah seorang peganut teori konspirasi, tetapi seorang FISIKAWAN NUKLIR dan ahli geologi asal Brazil. Sebenarnya, paman nabi Muhammad sudah mengemukakan bahwa bahtera nabi Nuh terbuat dari kayu jati, saat ia hidup di abad ke 6 dan 7. Tetapi penelitian modern baru mengetahui hal ini pada abad ke 20, dan menemukan bahwa secara spesifik kayu jati di bangkai kapal Nuh adalah kayu jati dari Jawa. Teknologi dan teknik pembuatan kapal ini diwarisi oleh bangsa Nusantara sampai era jauh setelahnya, buktinya adalah diciptakannya perahu besar bernama JONG.

    Catatan tertua tentang jong ada dari setidaknya tahun 100 M, dari catatan Yunani dan China yg sama-sama menyebut kapal bernama kolandiaphonta, yg merupakan penyebutan Yunani utk kun-lun po/kun lun bo (bhs China). Arti dari kun-lun po ini adalah “kapal buatan kun-lun”. Kun-lun sendiri adalah kata China tua utk menyebut Nusantara terutama Jawa dan Sumatra. Sedangkan “po” atau “bo” bukanlah kata China, melainkan kata serapan, ia sebenarnya adalah penyebutan orang China utk “perahu” atau “bahtera” dari bahasa Melayu dari Nusantara. Sebagai catatan, dulu Perahu memiliki arti “kapal besar” kecuali ditambahkan kata “kecil” dibelakangnya. Pada zaman skrg, perahu artinya berubah, mjd hanya merujuk pd kendaraan air kecil saja. Jenis perahu yang di maksud disini tidak lain adalah PERAHU JONG, yang merupakan mahakarya bangsa Nusantara. Dari berbagai sumber, dapat diketahui bahwa jong dapat membawa muatan sampai 1000 ton, belum lagi ia bisa membawa 200-700 orang penumpang. Jong ini terbuat dari kayu jati tebal berlapis-lapis, dan dilengkapi ruangan kedap air atau watertight bulkhead, sebelum China mulai menggunakannya. Watertight bulkhead ini pada perkembangannya akan menjadi basis torpedo bulkhead kapal perang modern. Karena muatan dan jumlah penumpang yang dibawanya, ukuran kapal ini bukan main besarnya, pada tahun 100 M mereka sudah mencapai 50 m panjangnya dengan tinggi antara air ke dek utama 4-7 m. Ukuran ini baru bisa dicapai kapal eropa pada tahun 1700-an. Pada zaman Majapahit, jong biasanya sepanjang 70 meter, atau setara Ship-of-the-Line kapal Eropa tahun 1800-an. Majapahit juga membuat Jong bermuatan 2000 ton, atau hampir setara berat kapal RE Martadinata (PKR 105). Panjang Jong ini setelah diteliti ternyata mencapai panjang 144-180 m, lebih panjang dari kapal harta Cheng Ho buatan China sepanjang 127 m. Teknologi dan teknik pembuatan Jong ini bisa jadi diwarisi dari zaman Nabi Nuh, karena bahan pembuatnya yang sama (kayu jati). Ukuran kapal Jong ini melebihi bahtera Nuh yang panjangnya berkisar antara 135-150 m. Galangan kapal jong ini terdapat di 3 lokasi: Di pantai utara Jawa terbagi 2: Di sekitar Rembang-Demak (selat Muria) dan di sekitar Cirebon, di Kalimantan di sekitar Banjarmasin, dan di luar negeri yaitu di Pegu (sekarang Bago, Myanmar), dibuat oleh orang Jawa yang tinggal disana. Pemilihan ketiga tempat ini karena adanya hutan jati yang besar, sedangkan di Myanmar kemungkinan kayu jati sengaja ditumbuhkan orang Jawa yang tinggal di sana. Sampai sekarang, Indonesia dan Myanmar masih menjadi pengekspor kayu jati terbesar.

    Kapal harta China dibuat dalam jumlah terbatas, dengan jumlah sekitar 60 unit, sedangkan jong mencapai populasi terbanyaknya saat zaman kerajaan Majapahit pada 1350, yaitu saat Majapahit menyerang Pasai, menggunakan 400 buah jong belum ditambah kapal yang lebih kecil. Sebagai catatan, armada gabungan Inggris-Belanda-Potugis-Spanyol baru mencapai 120 unit kapal pada tahun 1600. Pada serangan Majapahit ke SIngapura tahun 1398, dikerahkan 300 jong dengan 200.000 orang, yang berarti tiap kapal mengangkut lebih dari 650 orang. Jika dibandingkan operasi lintas laut lainnya pada zaman sebelum Operation Overlord D-day PD 2, serangan Majapahit ke Pasai bisa jadi merupakan invasi laut terbesar, dengan 400 jong dan estimasi total 2800 kapal dan perahu, dengan jumlah personel sebanyak 270.000. Saking besarnya serangan ini, pasukan Majapahit sampai membuat kota terlebih dahulu di pesisir pantai Aceh sebelum menyerang Pasai.

    Kapal jong ini bisa dikatakan telah membawa leluhur Nusantara ke pelosok dunia yang sangat jauh. Fra Mauro menyebutkan bahwa kapal Jong pada tahun 1420 sudah mencapai kepulauan Cape Verde (dekat Maroko), dan hampir saja melintasi samudra Atlantik. Pada abad ke-8 orang Jawa sudah menjalin hubungan dengan kerajaan Ghana di Afrika Barat. Pada tahun 945-946, Sriwijaya menyerang Tanganyika dan Mozambik dengan 1000 kapal, bertujuan menangkap benteng Qanbaloh. Alasan penyerangan ini karena adanya komoditas yg sangat laku jika dijual ke China yaitu gading gajah, kulit binatang, tempurung kura-kura, ambergris dan budak hitam suku Bantu. Saat Ludovico di Varthema naik Jong dari Kalimantan ke Jawa, ia mendengar bahwa orang Jawa Selatan biasa berlayar ke arah Selatan, mereka mengatakan bahwa ada daratan di selatan, yang mana kalau berlayar dari sana ke Selatannya lagi akan ditemukan tempat dimana satu hari sama sepanjang 4 jam dan sangat dingin. Setelah dilakukan penelitian modern, daerah itu berada setidaknya 15 derajat di Selatan pulau Tasmania, atau sekitar 900 mil laut selatan pulau Tasmania. Jika anda lihat dari peta, jika ingin mencapai pulau Tasmania pasti harus melewati Australia terlebih dahulu. Ini juga yg membuat heran peneliti luar, karena selain sudah mengetahui benua Australia dan pulau Tasmania, orang Nusantara sudah mengetahui fenomena di kutub selatan, yaitu suhu yang dingin dan siang hari hanya sepanjang 4 jam. Orang Eropa (Willem Janszoon) baru menemukan Australia pada 1606, dan pulau Tasmania baru ditemukan oleh Abel Tasman pada 1642.

    Kekuatan Jong ini juga tidak bisa dianggap remeh, orang Portugis melaporkan bahwa kapal Jong tidak bisa ditembus sama sekali oleh meriam Portugis, kecuali dari jenis meriam Esfera, yang mampu menembus 2 dari 4 lapis papan kayu jati kapal Jong. Prajurit Portugis juga tdk bisa naik ke kapal jong, karena dek utama kapal jong lebih tinggi daripada kapal terbesar Portugis yaitu Flor de la Mar. Sebagai catatan, kapal jong yang diserang Portugis ini diestimasi hanya berdaya muat 600 ton. Saat Pati Unus menyerang Portugis di Malaka, kapal utama Pati Unus bahkan dikatakan sangat besar, sampai-sampai orang Portugis berkata bahwa kapal terbesar mereka, Anunciada, tidak nampak seperti kapal sama sekali dibanding Jong Pati Unus. Daya muat Jong Pati Unus diperkirakan mencapai 1600-2000 ton.

    Perlu diketahui juga bahwa nama pulau Jawa dulunya adalah Saba atau Sobo. Menurut catatan China dari abad ke 5 sampai 14, Jawa disebut She-bo (atau she-po). Ma Huan, translator Cheng Ho, mengatakan saat mereka datang ke Nusantara (1410 an), pulau itu bernama Chao-Wa, tetapi dulunya disebut She-po/She-bo. Giovanni dari Marignolli, saat ia datang ke Nusantara pd 1350-an, mengatakan bahwa ia mengunjungi “Kerajaan Sheba yang disebutkan di Injil”, yang memiliki banyak gajah, dan dipimpin seorang ratu. Menurut penelitian modern, kerajaan Sheba ini tidak lain adalah kerajaan Jawa, dan ratunya tidak lain adalah Dyah Gitarja/Tribhuwana Wijaya Tungga Dewi. Jika anda belum mengetahui, dulu pada zaman Majapahit gajah masih sangat banyak populasinya di Jawa, bahkan sampai 1800-an masih ada gajah di Jawa contohnya adalah di Palimanan (Liman artinya gajah). Gajah asli jawa nampaknya sekarang sudah punah sama halnya dengan harimau Jawa.

    • pencari kebenaran on

      Sesuai dengan Ali-Imran:140,(tiap bangsa mendapat giliran) sudah ratusan tahun tahta dunia dipegang bangsa kafir.
      Agar Allah SWT berkenan mengembalikan tahta dunia kepada Nusantara, Islam harus dikembalikan kepada falsafah dasarnya, tidak dicampur-campurkan dengan ajaran lain.
      Laqum diinukum waliyadiin.

    • di kota demak ada satu kecamatan namanya kematan gajah…. orang orang nyebutnya nggajah. di kota pati ada satu desa namanya gajah mati…. an di sekitar payi juga ada satu gunung banyak ditemukan fodil gajah purba… yaitu gunung pati ayam.

  3. pencari kebenaran on

    Kalau pEtrUk® season2™ sampai kejadian,berarti memang terbukti negara ini sedang masuk faze turun adzab.
    Ngaku Islam, kirim wejangan/sesajen ke jin what-is-it-called-again because “my culture”
    Ngaku Islam, teriak-teriak semua gempa dan bencana ulah negara asing (but accept Tambora as natural event)
    Sekarang kemungkinan presiden badut 2 periode, nah sekarang nikmati sepuas-puasnya.
    Belum sadar juga, tunggu adzab berikutnya, 3-7 gempa per bulan
    Belum sadar juga, Suzerainty status/ Balkan Wars 2:electric boogaloo

  4. “APAKAH AGAMA MENJADIKAN MANUSIA TERJAJAH?” … waduh…..masak belum jelas. Agama yang dianut bangsa nusantara ini adalah islam, monotheisme murni tanpa tipu tipuan. pada dasarnya adalah agama pembebas.

    pembebas dari perbudakan….manusia atas manusia…. manusia atas hawa nafsunya (harta, tahta, dan wanita). Pembebasan manusia dari pemikiranya sendiri yang sempit (egoisme).

    coba lihat telusuri…..dulu Nabi mus As adalah pembebas bangsa yahudi dari perbudakan oleh bangsa mesir (firaun). ajaran nabi musa adalah monotheisme mirni, bagaimana 10 perintah tuhan di baca.

    islam ..nabi muhamad SAW membebaskan bangsa arab dari segala bentuk perbudakan manusia atas manusia, dan mengajarkan membebaskan manusia dari sifat egoisme dg konsep sosial sentrik nya.

    Dalam sejarah berikutnya islam selalu menjadi pembebas dari segala penjajahan bangsa terhadap bangsa lainyya hingga menjadi bangsa yang mulia , merdeka, berdaulat, bermartabat. termasuk perang kemerdekaan dan perang perang sebelumnya di indonesia.

    Sebailknya musuh dari pembebas adalah para penjajah… yang selalu menjajah dan menjarah kekayaan dan diangkut ke negerinya , memperbudak manusiaya , memperbodohnya …. siapa itu? itu adalah suatu kaum yang selalu berperang dg ajaran pembebasan islam….selama berabad abad.

    Jadi agama bukanlah untuk menjadi manusia terjajah…… tetapi agama adalah untuk pembebasan. tetapi jangan tertipu dengan teori pembebasan dari agama sebelah. karena sesungguhnya dialah biang semua penjajahan dan perbudakan serta pemerasan (penghisapan) manusia aras manusia …. yaitu kaum elite terhadap kaum rakyat banyak dimanapun berada.

      • Kalau anda mau bilang Hindu pun tidak bisa, karena Hindu sejatinya dari daratan Hindia. Apalagi Hindu di Indonesia juga tercampur dengan kepercayaan lain, misal dengan kepercayaan setempat atau bercampur dengan agama Buddha menjadi Siwa-Buddha (Hindu-Buddha)

  5. Hanya manusia yg tdk mengetahui tujuan Allah SWT menciptakan makhluk yg merasa dirinya terjajah oleh agama… Allah tu gk maksa hambanya mau nyembah apa tidak terserah.. Dia tetap Tuhan pemilik semesta alam.. Wong dia nyiptain makhluk supaya dia ingin di kenal bahwa dirinya Tuhan.. Bagi makhluk yg mau taat akan aturannya ya selamat begitu jg sebaliknya bagi makhluk yg tidak taat akan aturannya ya siap2 aja sengsara dunia akhirat… Bahkan Allah SWT tdk enggan untuk mengorbankan makhluk yg jauh darinya untuk dikorbankan demi makhluk yg dicintainya… Karena 1 makhluk yg dicintai baginya lebih baik dr pada 1000 makhluk yg ingkar akan nikmatnya.

    Edisi@khutbah ramadhan.. Hehe

  6. Bung RB…bukannya Hindu dan Budha dari India…yg di expor ke Asia tenggara termasuk Indonesia…agama asli Nusantara mungkin..animisme…di Batak dengan parbegunya…di Sunda dengan Sunda wiwitan ya…di Jawa dengan kejawennya…dll

Reply To Linggarjati Cancel Reply