PEMIMPIN DAN WAKIL BERDASARKAN PANCASILA
Seperti kita ketahui banyak sekali sumbangsih pemikiran alim dan ulama dalam penyusun PANCASILA, yang pada akhirnya telah mencapai keputusan jika susunan dan isinya sebagai berikut :
PANCASILA
1. KETUHANAN YANG MAHA ESA
2. KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB
3. PERSATUAN INDONESIA
4. KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN / PERWAKILAN
5. KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA
Jadi pointnya sudah jelas, dan urutannya sudah jelas, seperti tingkatan yang tidak dapat dilompati, jadi seperti apa pemimpin dan wakil sebagaimana PANCASILA?
Sesuai urutan sila pertama pilihlah orang yang mempunyai pemahaman dan tingkat penghayatan agamanya paling terbaik, karena dengan begitu akan menjadikan “Dia Yang Terpilih” mempunyai satu hal yang ditakuti yaitu Tuhannya. Jadi kalau ada negara kurang maju, maju selangkah mundur 10 langkah, lihat lagi bagaimana tingkat pemahaman dan penghayatan agama dari pimpinan dan wakilnya, karena jika “Dia Yang Terpilih” mempunyai rasa takut kepada Tuhannya “Dia Yang Terpilih” tidak mungkin melakukan pencurian, malas-malasan, ingin enaknya sendiri tapi “Dia Yang Terpilih” akan melakukan usaha terbaiknya untuk mencapai sila ke lima.
Setelah dirasa pantas dan “Dia Yang Terpilih” dirasa cukup memiliki pemahaman dan tingkat penghayatan agamanya paling terbaik, barulah “Dia Yang Terpilih” bisa mencapai tangga kedua yaitu menjadi manusia yang adil dan beradab.
Tidak mungkin dia akan menegakkan hukum sebagaimana mestinya dan proporsional jika dia tidak bisa menjadi adil dan beradab. Adil itu “Dia Yang Terpilih” dapat menempatkan sesuatu yang memang pada tempatnya, dan adab itu lebih tinggi daripada ilmu, percuma berilmu jika tidak beradab. Contoh sekarang banyak yang berilmu tapi tidak beradab karenanya jadilah bangsa kita seperti sekarang ini, hanya bisa berpasrah dan berserah pada kekuatan sendiri, contoh kasus pembagian bantuan atau apapun itu diserahkan pada “Dia Yang Terpilih” (Rukun Tetangga / Rukun Warga) banyak kasus salah sasaran karena mereka mementingkan keluarga sendiri sedangkan yang seharusnya mendapat bantuan akhirnya tidak mendapatkan bantuan.
Setelah “Dia Yang Terpilih” dapat menjadi manusia yang adil dan beradab, akan muncul rasa cinta, damai, aman, dan senang, yang akan menimbulkan “Persatuan Indonesia”. Selanjutnya barulah “Dia Yang Terpilih” dapat meminpin dengan hikmat ddidalam permusyawaratan / perwakilan yang mencari kebenaran bukan pembenaran untuk kepentingan dan kelangsungan bangsa dan negaranya, agar tercipta keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Adakah Role Model pemimpin seperti Pancasila? Tentu ada yaitu Nabi Muhammad Shollallohu Alaihi Wa Sallam
Pertanyaannya sudahkah pemimpin yang memimpin kita sesuai Pancasila? Seberapa dalam pengetahuan dan penghayatan keagamaannya? Apakah Dia dapat bertindak adil? Apakah dia menjunjung tinggi adab? Dapatkah dia menjadi pemersatu atau malah sebaliknya? Sudahkah Dia mengedepankan musyawarah daripada vote? Mengedepankan musyawarah untuk mufakat berarti mencari kebenaran, sedangkan vote mencari pembenaran! Jadi akankah tercipta keadialan sosial bagi seluruh masyarakat atau sebaliknya?
Mari kita renungkan bersama….
Pancasila Berdaulat Bangsa Selamat
20 Komentar
Eling Lan Waspodo
Sistem kita sudah benar… tapi apakah mental mental kita sudah pada benar, efek dari sistem jajahan amat sangat kental menggrogoti sendi dan cara berfikir kita, apakah jiwa kita hasil suling nenek moyang atau titipan dari sang penjajah… sungguh ironis, walaupun di rubah seribu kalipun kalo watak inlander kita tidak ru’yah maka hasilya akan sama. Sistem hayalah sistem kalo moralnya sudah bobrok mau diapakan akan tetap sama, kalo tidak di pinpin oleh diktaktor berhaluan putih…
Kalo tidak di pimpin oleh diktaktor berhaluan putih, niscahya bangsa kita bisa berubah dari kekerdilan bangsa bangsa penjajah, ini fakta sejarah bukan omong kosong belaka. Jangan lacurkan harga dirimu dan negaramu demi segembok cuan dan dolar, sudah waktunya bumi pertiwi bangkit dari kekerdilan bangsa bangsa penjajah. Kalo pak karno masih hidup maka bliaupun akan mengumpat JIANCUKKKKKK pada sistem sekarang ini. Kita ini tlah di dekte tapi tak sadar2 , sudah sadar tapi telat bangunya , sudah bangun masih telat cara berfikirnya. JIANCUKKKK kata tang pantas ku ucapkan pada pejabat , demrokratik, tegnokrat bahkah cukong lokalnya. Sekali lagi JIANCUKKKK dari sang ibu pertiwi yang di perjual belikan kaum nasionalis picisan senayan.
RAKYAT lacur dikebiri di mutilasi habis habisan, pejabat, denogkrat lacur … siapa yaNg berani mengebiri. Chenes tlah menggrogoti sendi sendi demokrasi kita sampai kesumsung tulang belulang kita, sampai kapan…. sampai kita temukan pemimpin nasionalis putih pembela RAKJAT jelata pribumi asli bukan grombolan pecundang datangan peking dak kawan kawan. Ironis… memeng sungguh ironis begri ini, negri gemah loh jinawae tapi rakyatnya mayoritas budak di negri sendiri, apakah kita salahkan sistem yang sudah terpatri… BONE ANCUK itulah kata yang pantas di sematkan pada negri ini, kambig tetaplah kambing selamaya tak kan menjadi domba, domba tak kan bisa di adu sesama bila tak ada wujud srigala berbulu domba, srigara tidak adak akan berbaju domba bila tidak ada penjilat berdasi di repluplik ini. Eronis memang sangat erois negri kita cintai ini, pejabatnya lacurjan diri demi bisa konsi sana dan sini demi sesuap nasi . Dua priode yang ngos ngosan mau mati negri ini, kok mau nambah lagi…. ISO DI ENGGO ELAP TAEK KON
Yo wes, ayo ndang diwalik grempyang. Mbalik kocok maneh. Sisan sikat kabeh bajingan2 iku, tak dukung bung jb
TEGUH@ Lebih baik hidup di bawak ketiak resim otoriter yang pro rakyat dari pada bergelimang harta di dekte codot codot kaki tangan kapitalis/kominis karbitan. Bayangkan sendiri saja, tapi jangan lupakan filter penyekat di sekeliling anda, pasti anda akan tau seluk beluk kebusukanya
menarik tulisannya, jadi yang pantas memimpin apakah ulama? sebagaimana hal dulu ulama berjuang dalam melawan penjajahan? pesan tersirat… Apa cuma saya aja yang pikirannya liar? Atau karena ada ulama dideportasi… Jadi inget tulisan dulu disini, benteng terakhir NKRI (Pancasila, Islam dan TNI).
,
mohon arahannya para sesepuh, 2024 bentar lagi hehehehe…
“Bil ‘ilmi ulama” yg di pakek ilmunya ulama bukan …
Tokoh agama blm tentu menguasai ilmu negara,mlh sering digunakan untuk mnarik suara
He.Tp saya paling junior
Tidak kaitan dengan deportasi uas / sebagainya, juga tidak ada kaitan dengan pemimpin dari ulamak, makna saya perluas supaya ada wawasan tambahan yang mungkin bisa di tambahi oleh temen2 disini. Kita sudah tau bahwasanya ulamak di giring dan ingin di jauhkan dari umarok, berbagai bentuk cuci otak ala bazzer yang mungkin di plihara demi corong tertentu dengan tujuan tertentu tua. Ini yang menyesakkan dada , di mana kita di tuntut lebih jeli dengan sudut pandang yang luwas agar bisa mengenali siapa musuh musuhku dan musuh negara sesungguhnya. Cacing2 tanah sudah mengrogoti sendi2 bernegara yang di kendalikan sebagian kecil golongan yang ingin exsiz mengeruk , mengendalikan sistem yang sudah terpatri demi golongan mereka dan juragan jauh di sana.
Mungkin puncak utamanya ada di sila pertama dari pancasila bung @jb,”kalau ada” yg berhasil merubah itu,ya wassalam.
Umat muslim di negri ini harus bersatu mati.matian mempertahankan!
Tp mungkin gak yo muslim negri ini bersatu??!!
Cristian snouck gurgronje pelopor pecah belah yang sangat efektif waktu itu, sampai sekarang pun karyanya masih sangat efektif dan di gunakan menghabisi politis2 berbau islami, jadi barat menjadikan karya ini sebagi guru turun temurun sebagai kartu truf… gak salah juga watak2 kita di adopsi dari penjajah moderen ala VOC, paling gak kita harus pandai menempatkan diri , paling gak kita faham cara berpolikan di negri ini biar gak hadi kerbau tercocok hidung dalam menyikapi dinamika yang ada
Benar sekali bung @Jb,semoga para alim lebih memperhatikan lg masalah umat yg makin terkotak,aparaturnya dapat hidayah amanah,dan Allah swt menjaga meridhoi negri ini aaamiinnn.
Benar.benar dekat dan aslinya dekat,bukan mendadak dekat.
Imam ghazali : Sebaik.baiknya umara yg dekat dengan ulama dan sbaliknya …..(kelanjutannya cari sendiri sensitif soale)
Masalhnya banyak sekali tokoh politik yg mendekati ulamakhususnya klw mau ada perhelatan,makanya kita di tuntut jeli dan cermat amati lihat biografi riwayat hidup emg asli deket atau mendadak dekat ps mau ada pemilihan.
Tokoh yg memamg asli dekat mskipun gk bersanding pasti akan bahasa jawanya nguwongke menganggapnya sbagai figur penasehat yg sllalu dimintai nasehat wejangan karena keilmuan sang ulama.
Berbeda lg sebaliknya klw dekat cuma mau numpang grobag,stelah stelah jadi ya …..
Berawal dari pilihan menentukan banyak hal
Di satu sisi umat muslim,organisasinya tokohnya ibarat madu di dekati dan di rayu.
Di satu sisi umat muslim di takuti di benci,di sosial media banyak adu domba maupun yg mendiskreditkan umat dan tokoh muslim itu ulah bazzer apa yg punya aplikasi sossial media mungkin proxy dua.duanya.
Informasi sosial media beberapa tahun ini udah berubah,media cetak elektronik dalam maupun luwar negri klw memberitakan tokoh politik pasti beda,begitu juga media luar negeri lebih beda lagi.
Kita di tuntut jeli lg dlm mengolah berita.
Tambahin dikit,saya ambil contoh media Al jazeera dan Al arabiya aja pandangan politiknya udah beda.
Global times dengan New york times berlawanan,Rbth dengan Cnn dan Bbc beda begitu jg di dalam negeri.
Maaf bukan maksud menggurui,mungkin semua anggota disini sudah lebih ngerti dan sudah di ulas di sini cuma kluwarin unek.unek,kelonnuwun untuk para sesepuh.
Islam melarang ngutang ke rentenir, islam melarang ngutang berlipatlipat ganda bunga nya dan MENGHARAMKAN PRAKTEK RIBA, karena sifat kehancurannya, Kemelaratannya dan keterbelenggiannya atas UTANG Tersebut ..
Inilah yang dialami oleh NKRi, untukmembangun Proyek Infrastruktur dengan dalih apapun ngutang sama CHINA Komunis, yang dahulu diharamkan untuk buka Hubungan Diplomatik, malah membuka KRAN LEBAR LEBAR WNA China BERCOKOL di NKRI …
LIHAT INVESTOR CHINA MANA ADA YG MEMIKIRKAN KEBERPIHAKAN DENGAN UMAT ISLAM, semuanya dengan gayamereka tidak lebih dari JUDI< MIRAS< PROSTITUSI dan PERDAGANGAN GELAP …
BEGITUPUN sama denga USA, dan SEKUTU nya tidak lebih baik dari CHINA, BARAT tidak akan pernah terlepas dari GOLD< GOSPEL< GLORY yang prakteknya hanya MENGUNTUNGKAN MEREKA.
ANEHNYA PNCASILA YANG DIAKUi, DITANGGALKAN KEWIBAWAANNYA dalam PRAKTEK BERNEGARA DAN BERBANGSA SEBAGAI AKAR IDEOLOGIRAKYAT INDONESIA DI SEMUA SENDI KEHIDUPAN …
DAHULU MASIH ADA PENGAJARAN PENDIDIKAN MORAL PANCASILA SAMPAI WAWAAN NUSANTARA, DIKLAT P4 dan lain sebagainya …
SEKARANG SUDAH PUDAR, KURIKULUM PENDIDIDIKAN NASIONAL PUN HILANG TERKAIT PANCASILA, SEJARAH PERJUANGAN BANGSA, APALAGI LAGU WAJIB NASIONAL ATAU LAGu DAERAh.
Emang setelah Indonesia merdeka, NKRI berdiri langsung kaya dan punya duit banyak ya?
Setahu saya hutang ke Belanda sebagai negara koloni baru lunas juga belum lama ini. Tidak selama nya berhutang itu salah, selama dikelola untuk hal produktif. Pengusaha pun investasi dengan hutang. Selama menggunakan sistem uang fiat, riba tetap ada.
Saya garis bawahi di sini ya bung PL@. Negara kita berlandaskan pancasila dan uud 45, jadi masalah hutang itu bukan kontek agama, melainkan sudah masuk ranah ekonomi dll semua negara baik yang demokrasi maupun leberal maupun yang sistem onigarki dan kerajaan yang berbasis diatas , islam mengajarkan hal itu tapi negara kita bukan negara islam . Bahkan yang katanya negara islampun juga tak luput dari berhutang , contoh negara2 arab. Kalo kita membahas islam dan negara itu kontek berbeda beda lagi kalo kekalifahan jaman dulu, jadi sistem yang sekarang yang di pakai bayak negara adalah sistem yang terpatri dan cekokkan dari nenek buyuk penjajah…. apa itu benar… kita bisa lihat kebelakang saja. Kalo kita menerapkan islam dlm bernegara berarti kita harus mengubah sistem kita dulu, sistem yang sudah terpatri tidak boleh di obok2 atau di amandemen biar gak rancau, sekali lagi kita bukan negara islam. Boleh menerapkan ajaran /sar’iyah islam pada masyakakat dengan ketentuan yang anda maksud , memah islam mengajarkan hal itu. Kalo bernegara , terutama negara kita….!!!
Saya garis bawahi di sini ya bung PL@. Negara kita berlandaskan pancasila dan uud 45, jadi masalah hutang itu bukan kontek agama , melainkan sudah masuk ranah ekonomi dll semua negara baik yang demokrasi maupun leberal maupun yang sistem oligarki dan kerajaan yang berbasis diatas , islam mengajarkan hal itu tapi negara kita bukan negara islam .! Bahkan yang katanya negara islampun juga tak luput dari berhutang , contoh negara2 arab. Kalo kita membahas islam dan negara itu konteknya berbeda, beda lagi kalo kekalifahan jaman dulu, jadi sistem yang sekarang yang di pakai bayak negara adalah sistem yang terpatri dan di cengkokkan dari nenek buyuk penjajah…. apa itu benar… kita bisa lihat kebelakang saja. Kalo kita menerapkan islam dlm bernegara berarti kita harus mengubah sistem kita dulu, sistem yang sudah terpatri tidak boleh di obok2 atau di amandemen biar gak rancau kedepanya, sekali lagi kita bukan negara islam. Boleh menerapkan ajaran /sar’iyah islam pada masyakakat dengan ketentuan yang anda maksud , memah islam mengajarkan hal itu kok bung, Kalo masalah bernegara , terutama negara kita….!!!……….?
Semenjak pk harto lengser, di lebgserkan atas nama demokrasi katanya… gembok harta karun katulustiwa yang selama itu kita lindungi di hancurkan dengan ala demokrasi picisan ala barat dan timur, tak heran kita haya jadi sapi perahan mereka kala itu, prodak dll mereka yang nentuin , kita haya jadi market yang menggiurkan bagi mereka, maka saya lebih suka di pimpin diktaktor haluan putih dari pada pemimpin wayang/boneka. Bukan saya tidak bersukur…. kalo dikasih pilihan… pilihan itu sulit , apapun pilihan kita massa depan bangsa ada pada kita sebagai seorang pengabdi negara.